Setahun Kepemimpinan Baddrut Tamam, Warga Pamekasan Demo Hingga Ricuh
Dalam sehari, Pemkab Pamekasan digoyang unjuk rasa di waktu yang bersamaan dan di tempat berbeda, pada Selasa (24/9/2019).
Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Sementara unjuk rasa yang dilakukan aktivis Alpart, di depan pintu pagar DPRD Pamekasan, mendesak pemerintah menuntaskan masalah tembakau dan garam, terutama harga tembakau yang terus anjlok dan merugikan petani.
Sebab sampai sekarang banyak tembakau kering yang sudah dirajang milik petani menumpuk tidak terbeli.
(Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Mojokerto Demo di DPRD, Tolak Revisi UU KPK)
Bahkan, juga tidak sedikit tanaman tembakau di lahannya, dibiarkan tidak dipetik.
Karena petani berasumsi tidak imbang antara biaya tanam hingga petik dan dikeringkan dengan harga jual tembakau.
Di depan pintu pagar, mereka membakar dua ban bekas dan memecahkan telur serta beberapa buah tomat yang dilempar ke aspal.
“Selamatkan kaum petani, tanpa petani pemerintah tidak ada apa-apanya, karena petani asset negara,” ujar Basri koordinator lapangan.
Kemudian mereka ditemui anggota Harun Suyitno, anggota DPRD Pamekasn dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan beberapa anggota DPRD lainnya.
Kemudian Harus Suyitno bersama pengunjuk rasa datang ke gudang pembelian tembakau di kawasan Asem Manis, Kecamatan Pademawu, Pamekasan untuk bertemu dengan pihak gudang.
(Aksi Demo Ratusan Mahasiswa Geruduk DPRD Kediri, Tolak RUU KPK & KUHP, Fraksi DPRD Dukung Tuntutan)