Refleksi Setahun Kepemimpinan: Sutiaji - Sofyan Edi Jarwoko Dilempari Daftar Tugas yang Belum Beres
Refleksi setahun kepemimpinan Walikota-Wakil Wakil Walikota Malang, Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko dibahas di Fisip Universitas Brawijaya (UB) Malang,
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Padahal Pasar Besar sudah tiga kali terbakar pada titik yang berbeda.
Adapun Eddy Wahyono dari Kadin menyatakan masih ada jendela-jendela yang dibuka meski sudah ada perizinan satu pintu.
"Saya juga merasakan sendiri. Padahal cuma heregristasi tapi harus mengurus seperti yang baru," ujarnya.
Sementara Lutfi J Kurniawan, penggiat anti korupsi memberi catatan beberapa hal seperti walikota dan wakilnya harus komitmen terhadap janji-janjinya.
"Jangan sampai amnesia janji," jelasnya.
Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko bisa kehilangan kepercayaan publik bila tidak menepati deretan janji mereka.
"Saya ingat Pak Sutiaji pernah dibully karena banyak jalan berlUniversitas Braang di Kota Malang," papar Lutfi J Kurniawan.
Masyarakat tidak melihat jalan itu wilayah teritori administrasi siapa. Karena jalan nasional, provinsi ada yang melintasi Kota Malang.
Menurut Lutfi J Kurniawan, Sutiaji dan wakilnya juga tidak perlu pencitraan. Karena jika kinerja keduanya baik, sosok keduanya akan terindeks bagus dengan sendirinya.
(Wali Kota Malang Sutiaji Ajak Pemuda Muhammadiyah Berkorban Demi Masyarakat)
Masalah infrastruktur terutama jalan juga jadi perhatian masyarakat ketika Wawan Sobari, akademisi Fisip Universitas Brawijaya.
Dia membeber soal survei jajak pada April 2018 tentang pendapat calon walikota Malang 2018-2023 ke 400 responden.
"Masyarakat Malang sangat sensitif masalah jalan.Mereka cerewet karena kemanfaatannya atau paling dirasakan," jelas Wawan.
Menurut Wawan, porsi besar ketidakpuasan pada pemerintah di survei itu ternyata terfokus pada segmen infrastruktur.
"Ada jalan berlobang, difoto, dicoreti. Dari survei itu, 84 persen tahu kasus Malang Gate. Sehingga memberi dampak di pilwali 2018 lalu," ucap Wawan.
Adapula dosen ITN Malang, I Wayan Mundra menyoroti soal lingkungan.