Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Warga Gresik Blokade Jalur Truk Batu Bara Lagi, Minta Perusahaan Bongkar Muat Relokasi

Warga terdampak polusi udara dan debu batu bara kembali unjuk rasa menutup jalan RE Martadinata, Kecamatan Gresik pada Jumat (4/10/2019).

Penulis: Sugiyono | Editor: Anugrah Fitra Nurani
SURYA/M Sugiyono
BATU BARA - Warga terdampak polusi batu bara kembali protes menghentikan truk yang akan melintasi di Jl RE Martadinata, Kecamatan Gresik, Jumat (4/10/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Warga terdampak polusi udara dan debu batu bara kembali unjuk rasa menutup jalan RE Martadinata, Kecamatan Gresik pada Jumat (4/10/2019).

Warga yang melihat truk muatan batu bara secara spontan langsung keluar rumah, kemudian bergerombol di tengah jalan.

Warga mulai anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak bergerombol di tengah jalan.

Jajaran Polsek Gresik kota dan Polsek Pelabuhan turun menemui warga untuk memediasi permasalahan tersebut. Namun, warga tetap kompak meminta truk batu bara tidak melintas.

(Keluhkan Debu Batu Bara, Warga Gresik Demo Larang Truk Muatan Batu Bara Melintas)

"Pokoknya tutup untuk truk batu bara," teriak warga saat menghadapi anggota Polsek Gresik kota, Jumat (4/10/2019).

Truk muatan batu bara yang sudah mau keluar dari perusahaan bongkar muat batu bara akhirnya kembali masuk ke dalam parkiran perusahaan bongkar muat di Jl RE Martadinata Kecamatan Gresik.

Tokoh masyarakat desa terdampak batu bara pun diajak ke Kantor Kelurahan Kroman untuk mencari penyelesaian.

Hadir dalam mediasi tersebut jajaran Polsek Kota, Polsek Pelabuhan, Lurah Kroman, perwakilan perusahaan bongkar muat batu bara PT Gresik Jasa Tama (GJT) dan tokoh masyarakat desa terdampak.

Abdul Malik tokoh masyarakat Kelurahan Kroman mengatakan, bahwa gejolak warga dipicu adanya truk batu bara yang tiba-tiba melintas di Jalan RE Martadinata.

Sehingga, polusi udara, debu dan kesehatan kembali membuat warga cemas dan was-was.

"Padahal sudah tiga tahun kemarin tidak ada melintas truk muatan batu bara. Sekarang tiba-tiba ada truk bebas melintas," Kata Malik.

"Sehingga, warga secara spontan protes dengan menghentikan truk-truk pengangkut batu bara," kata Malik, dalam mediasi, Jumat (4/10/2019).

(Kebakaran Hutan Gunung Arjuno Masih Belum Padam, Kepulan Asap Masih Terlihat di Gunung Kembar Dua)

Malik juga heran adanya forum baru yang memperbolehkan melintas truk muatan batu bara di Jl RE Martadinata.

Sehingga dampak adanya debu, kotoran dan kesehatan kembali muncul dan mengancam warga.

Padahal, dalam kesempatan bersama antara warga dengan PT GJT pada tahun 2016 yaitu PT GJT bersedia relokasi jika kawasan pelabuhan internasional Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Manyar sudah beroperasi.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved