Cerita Sukses Usaha 'Nasi Cimol' Kota Batu, Owner Tidak Punya Hutang
Isna Hidayati Efendi bersama suaminya membuktikan, modal besar bukan jadi keharusan untuk memulai sebuah usaha di Kota Batu
Penulis: Benni Indo | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Isna pun berinovasi. Ia mulai menambahkan porsi nasi dengan tujuan agar konsumen kenyang.
Ia juga menambahkan sayuran dalam produknya. Modalnya tidak banyak, kurang dari Rp 500 ribu.
Ia membeli bahan secukupnya untuk membuat produk yang dia sebut Nasi Cimol ini.
Untuk menghemat biaya produksi, Isna memanfaatkan tetangganya yang lihai memasak. Pasalnya, Isna tidak memiliki peralatan yang lengkap untuk memasak.
Awalnya hanya satu orang tetangga, kini sudah ada empat orang tetangganya yang ia pekerjakan.
Tidak sekadar memasak, tetangga yang dipekerjakan itu juga melakukan pengemasan.
(Rayakan Hari Santri Nasional, Pemkot Malang Gelar Bazar Wisata Halal Sajikan Olahan Produk UMKM)
“Jadi alhamdulillah bisa memberdayakan ibu-ibu tetangga sendiri. Kebetulan ada yang baru saja di PHK dari sebuah warung makan. Jadi dia pintar masak,” ungkapnya.
Mengawali pemasaran produknya, Isna datang ke Car Free Day (CFD) Kota Batu pada pertengahan 2015.
Di sana ia menjajakan produknya. Memang tidak langsung laris begitu saja. Butuh waktu dan kesabaran agar produknya dikenal banyak orang.
Hari-hari awal menjual produknya, Isna dan Angga tidak memproduksi banyak.
“Dulu itu, bawa 20 saja tidak semuanya terjual. Selalu ada sisa,” kenangnya.
Jualannya seminggu sekali saja, yakni saat Car Free Day (CFD). Itu pun tidak selalu berjalan mulus.
Pernah suatu kali racikan bumbunya tidak sesuai sehingga Nasi Cimol rasanya terlalu asin.
Meskipun tidak seluruhnya terasa asin, namun Isna terpaksa harus menarik kembali produknya.
“Karena ini soal kualitas. Akhirnya kami bagikan kepada orang-orang secara gratis. Hitung-hitung juga bagian dari promosi. Ada yang ketakutan mendapat Nasi Cimol karena belum tahu,” terangnya.