Lestarikan Budaya Jawa dan Kesenian Tradisional Sejak Dini Di Nganjuk Dengan Bekali Guru Paud dan TK
Lestarikan budaya Jawa dan kesenian tradisional, Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk bersama Tim Penggerak PKK gelar seminar.
Penulis: Achmad Amru Muiz | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Upaya lestarikan budaya Jawa dan kesenian tradisional, Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk bersama Tim Penggerak PKK gelar seminar peningkatan kualitas pendidikan karakter melalui tembang Jawa.
Hal itu dilakukan juga untuk membekali dan mendukung peningkatan kinerja tiga komponen pendidikan tingkat Kabupaten Nganjuk terkait budaya dan kesenian tradisional.
Ketua TP PKK Kabupaten Nganjuk, Yuni Rahma Hidhayat mengatakan, pihaknya berharap kedepan seminar tersebut akan mampu menanamkan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang membentuk karakter luhur anak-anak Indonesia melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Nganjuk.
Dan dengan bekal ilmu yang diperoleh dari seminar tersebut bisa menjadikan para pendidik PAUD di Kabupaten Nganjuk mampu menanamkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai moral budi pekerti yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak bangsa melalui Tembang Jawa.
"Untuk itulah, kegiatan semacam ini sangat penting. Jangan sampai anak usia dini di Kabupaten Nganjuk memiliki karakter yang tidak mengenal budaya jawa dan kesenianya. Peran penting para guru dalam hal ini sangatlah penting," kata Yuni Rahma Hidhayat, Selasa (29/10/2019).
• Upaya DPRD Kabupaten Nganjuk Cegah Terjadinya Kekerasan di Sekolah, Singgung Komunikasi Dua Arah
Disamping itu, dikatakan Yuni Rahma Hidhayat, dengan kegiatan seminar tersebut juga sebagai langkah untuk melestarikan budaya dan kesenian tradisional yang hampir punah. Selain itu, melestarikan tembang dolanan sebagai warisan nenek moyang yang mempunyai nilai-nilai luhur.
"Makanya, kami memberikan perhatian penuh kegiatan seminar dalam rangka untuk melestarikan adat budaya jawa dan kesenian tradisional peninggalan nenek moyang," tandas Yuni Rahma Hidhayat yang juga isteri Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidhayat.
Memang, diakui Yuni Rahma Hidhayat, ditengah era modernisasi dan globalisasi yang semuanya serba digital dewasa ini adat budaya jawa dan kesenian tradisional nenek moyang bisa ditinggalkan dan dilupakan oleh para milenial. Mereka cenderung banyak menerima dan mengikuti budaya dari luar negeri yang tersebar melalui dunia maya dan dinilainya lebih maju.
Oleh karena itu, tambah Yuni Rahma Hidhayat, dibutuhkan berbagai kegiatan secara terus menerus untuk mengenalkan adat budaya jawa dan kesenian tradisional yang tidak kalah dengan adat budaya asing kepada generasi muda sejak usia dini.
• Pemkab Nganjuk Bakal Pasang CCTV di Tiap Sudut Kantor, Pantau & Awasi ASN Suka Keluyuran & Bolos
Bila generasi muda sudah mengenal adat budaya dan kesenian tradisional peninggalan nenek moyangnya dengan baik maka adat budaya asing tidak akan bisa berkembang yang cenderung berdampak negatif.
"Marilah kita semuanya sadar untuk terus melestarikan adat budaya Jawa dan peninggalan nenek moyang. Karena adat budaya jawa selalu menonjolkan kepribadian yang santun dan saling menghormati serta menjunjung tinggi kebersamaan yang harus dimiliki para generasi muda sekarang ini," tutur Yuni Rahma Hidhayat.
Sementara itu, Seminar pelestarian budaya jawa dan kesenian tradisional di Kabupaten Nganjuk sendiri diikuti oleh sekitar 100 orang peserta yang terdiri dari unsur Pengawas TK SeKabupaten Nganjuk, Ketua IGKTI Kecamatan, Ketua HIMPAUDI Kecamatan, Guru Taman Kanak-Kanak (TK), Pendidik Kelompok Bermain (KB), dan sebagainya.