Tol Probolinggo-Lumajang Mendesak Dibangun, PU Binamarga Jatim Harapkan Segera Ada Investor
Pemprov Jatim berharap segera ada investor atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang bersedia merealisasikan sejumlah rencana pembangunan ruas jalan tol
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemprov Jatim berharap segera ada investor atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang bersedia merealisasikan sejumlah rencana pembangunan ruas jalan tol di Jawa Timur.
Kepala Dinas PU Bina Marga Jawa Timur, Gatot Sulistyo Hadi mengungkapkan saat ini salah satu ruas jalan tol yang paling mendesak untuk segera direalisasikan adalah Tol Probolinggo-Lumajang (Probolajang) sepanjang 28 Km.
Gatot menjelaskan untuk tol Probolajang kebutuhannya sangat mendesak karena ruas jalan arteri yang sangat sempit yaitu 7 meter.
Sehingga walaupun volume kendaraan tidak padat sekalipun akan sangat rawan kemacetan.
"Beda dengan Purwosari-Malang, macet tapi tetap bisa jalan sedikit-sedikit, itu macetnya karena volume kendaraan yang memang padat, beda dengan Probolinggo-Lumajang yang memang jalannya cuma 7 meter jadi kalau ada truk 1 macet ya sudah berhenti," ucap Gatot, Rabu (30/10/2019).
• Heboh Water Barrier di Tol Malang-Pandaan Mendadak Bergerak Sendiri, Lagi Viral di Media Sosial
• PJR Ditlantas Polda Jatim Gelar Penertiban Muatan Truk di Rest Area Jalan Tol Sidoarjo
Untuk itu Gatot berharap pemerintah pusat segera mendapatkan investor untuk membangunnya.
Sebelumnya, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq juga sempat menyatakan bahwa ada sejumlah investor swasta yang berminat untuk membangun Tol Probolinggo-Lumajang.
"Feasibility study-nya sudah dari pihak swasta yang melaksanakan. Biasanya secara finansial akan lebih menguntungkan, baik dari pembangunan, pembiayaan, dan dalam konteks fase waktu akan lebih cepat," ucap Thoriqul Haq, Kamis (3/10/2019).
Mengetahui hal tersebut, Gatot mengatakan jika ada pihak swasta yang bersedia menjadi investor tidak menjadi masalah.
"Kita berikan informasi dengan LHR (Lalu Lintas Harian Rata-Rata) sekian bersedia tidak, panjangnya sekian, dan konsensi nya sekian. Kalau ada dari pihak swasta bersedia tidak apa-apa," kata Gatot.