Teknologi Grab Bawa Kontribusi Ekonomi dan Sosial Kota Surabaya, Nilainya Capai Rp 8,9 Triliun
Teknologi Grab berhasil berkontribusi positif terhadap ekonomi dan sosial Kota Surabaya sebesar Rp 8,9 triliun di 2018.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Semakin hari masyarakat semakin tidak bisa terlepas dari ekonomi digital.
Apalagi di daerah perkotaan, dimana mobilitas dan konektivitas merupakan syarat mutlak beraktivitas.
Dari aktifitas ekonomi digital itu, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics melaksanakan riset menghitung dampak kehadiran ekonomi digital bagi masyarakat, baik sebagai produsen maupun konsumen, dengan Grab sebagai studi kasus.
"Hal itu sejalan dengan komitmen Grab for Good yang diperkenalkan Grab pada September lalu, Grab ingin memberdayakan lebih banyak masyarakat Asia Tenggara untuk menjangkau sejumlah akses krusial ke teknologi, peningkatan keterampilan dan layanan digital – yang bagi sebagian orang merupakan kesempatan pertama kalinya," kata Tirza Reinata Munusamy, Deputy Head of Public Affairs Grab Indonesia di Surabaya, Senin (4/11/2019) di Surabaya.
• Grab Ajak Pengguna Baru Bergerak dari Tunai ke Nontunai Lewat OVO
Hal ini akan mendorong mereka untuk menjadi bagian dari ekonomi digital yang tengah tumbuh dengan pesat dan memberikan mereka lebih banyak pilihan serta kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
Riset pertama yang dilakukan pada periode November - Desember 2018, menghitung kontribusi kehadiran Grab bagi masyarakat yang berperan sebagai produsen atau penyedia jasa ekonomi digital.
Dalam konteks ekosistem Grab, mereka adalah mitra pengemudi GrabCar, GrabBike, merchant (restoran, kafe, atau warung) GrabFood, dan agen GrabKios (sebelumnya bernama Kudo).
"Dari survei yang dilakukan di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan, dapat diestimasi kehadiran Grab telah memberi kontribusi kepada perekonomian nasional Indonesia sebesar Rp 48,9 triliun," kata Yose Rizal Damuri, Kepala Departemen Ekonomi, Center for Startegic and International Studies (CSIS), dalam acara yang digelar di Hotel Santika Premier Gubeng, Surabaya tersebut.
Kontribusi ekonomi nasional itu didapat salah satunya melalui penciptaan lapangan tenaga kerja.
Dari data terlihat bahwa 32 persen mitra GrabBike dan 24 persen mitra GrabCar sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap.
Dengan menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300.000 pengemudi dan 40.000 agen GrabKios individual yang sebelumnya menganggur, diperkirakan input ekonomi Grab mencapai Rp 16,4 triliun pada 2018.
"Khusus di kota Surabaya, data menunjukkan Grab berkontribusi sebesar Rp 8,9 triliun pada tahun 2018. Kontribusi terbesar dihasilkan oleh mitra GrabFood sejumlah Rp 4,2 triliun, diikuti GrabBike sebesar Rp 3,5 triliun, GrabCar senilai Rp 1,1 triliun, GrabKios individual dan toko sebesar Rp 49 miliar," papar Yose Rizal.
• Rayakan Capaian Pertumbuhan, GrabFood Luncurkan GrabFood Signature di Indonesia
Sementara, pendapatan mitra pengemudi GrabBike meningkat sebesar 144 persen dan GrabCar sebesar 114 persen.
Juga, penjualan mingguan mitra merchant GrabFood meningkat sebesar 34 persen.
Selain meningkatkan pendapatan para mitra, Grab juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja, dengan jumlah 38 persen mitra pengemudi GrabBike, 40 persen agen individual GrabKios, serta 35 persen mitra pengemudi GrabCar yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan, kini dapat memperoleh penghasilan setelah bermitra dengan Grab.