Teknologi Grab Bawa Kontribusi Ekonomi dan Sosial Kota Surabaya, Nilainya Capai Rp 8,9 Triliun
Teknologi Grab berhasil berkontribusi positif terhadap ekonomi dan sosial Kota Surabaya sebesar Rp 8,9 triliun di 2018.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Arie Noer Rachmawati
Setelah mengukur peningkatan kesejahteraan dari sisi produsen, Tenggara Strategics dan CSIS juga mengukur peningkatan kesejahteraan masyarakat dari sisi konsumen, berupa surplus konsumen yang dirasakan oleh konsumen GrabBike dan GrabCar di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).
"Surplus konsumen adalah manfaat yang diperoleh konsumen dari membeli barang atau jasa pada harga yang lebih rendah dari harga maksimal yang sebenarnya rela mereka bayar," jelas Yose Rizal.
Sebagai contoh, jika seseorang bersedia membayar Rp 100.000 untuk sebuah perjalanan dari rumahnya ke Bandar Udara Internasional Juanda, sementara harga yang diberikan GrabCar untuk perjalanan tersebut adalah Rp 75.000, maka orang tersebut memperoleh surplus konsumen sebesar Rp 25.000.
Riset menemukan teknologi Grab berkontribusi sekitar Rp 46,14 triliun dalam surplus konsumen untuk Jabodetabek pada 2018. Surplus konsumen yang diperoleh konsumen GrabBike adalah Rp 5,73 triliun, sementara GrabCar berkontribusi sebesar Rp 40,41 triliun.
Dalam acara yang dihadiri Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jatim, Fattah Jasin tersebut, CSIS juga memaparkan tentang layanan Grab memungkinkan pelanggan menghemat uang yang awalnya telah mereka persiapkan untuk melakukan perjalanan dari titik A ke titik B.
• Cara Top Up Saldo OVO 2019 Terbaru, Bisa Lewat BCA, Mandiri, BRI, Driver Grab, hingga Alfamart
"Uang yang dapat disimpan dari sebelumnya dialokasikan untuk melakukan perjalanan, sekarang dapat digunakan untuk membeli barang-barang lainnya. Artinya, pelanggan dapat memanfaatkan surplus yang dinikmati untuk membeli barang atau jasa yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya," ungkap Yose Rizal.
Sat di antara kesimpulan riset ini adalah potensi teknologi digital menjadi landasan pembangunan ekonomi yang inklusif bagi usaha kecil dan mereka yang selama belum cukup terlayani oleh sistem yang ada.
“Formulasi kebijakan terkait ekonomi digital seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan seluruh pihak terkait agar manfaatnya bisa dirasakan secara optimal. Melalui riset ini, kita bisa melihat bagaimana Grab memberikan peluang yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, termasuk Surabaya, untuk mengambil peran dalam ekonomi digital. Pertumbuhan ekonomi ini harus bisa dinikmati oleh setiap orang dari berbagai kalangan di Indonesia, mulai dari bisnis-bisnis skala kecil hingga masyarakat umum. Satu-satunya cara kita semua dapat meraih kesuksesan adalah dengan memastikan setiap pihak benar-benar menjalankan fungsinya," ungkap Yose.
Dalam “Laporan Dampak Sosial Grab 2018-2019” diluncurkan pada 24 September diestimasi kontribusi Grab mencapai USD 5,8 miliar (Rp 81,5 triliun) terhadap perekonomian Asia Tenggara dalam 12 bulan hingga Maret 2019.
Dampak sosial Grab tampak pada dua aspek, pertama pembukaan akses perbankan kepada usaha kecil dan menengah (UKM), dimana 1,7 juta UMKM di Asia Tenggara telah dibantu Grab untuk membuka rekening bank pertama mereka.
Tirza menambahkan, Indonesia siap menjadi salah satu ekonomi terbesar di Asia, namun pada kenyataannya tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk ikut tumbuh bersama Indonesia yang tengah tumbuh.
• Grab Tawarkan Layanan Psikososial Korban Pelecehan Oleh Driver Ojol di Surabaya, Biar Tidak Trauma
Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal, maka teknologi dapat lebih dijangkau oleh lebih banyak orang, dan proses pembelajaran keterampilan-keterampilan baru dapat dengan segera mengubah kehidupan lebih banyak orang di Indonesia.
"Grab ingin membangun sebuah platform yang inklusif, dan telah menjadi komitmen kami untuk menciptakan dampak positif dan berkelanjutan di setiap negara tempat kami beroperasi. Grab for Good," ungkap Tirza.
Teknologi dan model bisnis Grab memungkinkan orang dengan disabilitas tetap menjadi tenaga kerja produktif dan makin mandiri.
Saat ini ada 700 orang dengan disabilitas di Asia Tenggara termasuk di Indonesia, yang menjadi wirausahawan mikro dan Grab tengah mengembangkan platform dan prosedur operasi standar agar lebih banyak orang tuli dapat menjadi mitra pengemudi.