Banyuwangi dan LIPI Kerjasama Genjot Pertanian Organik
Pemkab Banyuwangi kerjasama alih teknologi Pupuk Organik Hayati (POH) dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Penulis: Haorrahman | Editor: Yoni Iskandar
“Dengan alat tersebut, sekali produksi menghasilkan 200 liter POH yang bisa digunakan untuk 40 hektar sawah. Selain dilatih cara membuat POH, petani juga langsung dilatih menggunakan alat tersebut," kata Sarjiya.
"Nanti, akan kami pantau produksinya secara berkala. Untuk melihat apakah produksinya sesuai dengan yang kami harapkan,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan kerjasama ini sangat bermanfaat bagi Banyuwangi yang tengah getol mengembangkan pertanian organik. Saat ini, lanjut Arief, luasan pertanian organik di Banyuwangi baru seluas 102 hektar. Targetnya pada 2020 luasan tersebut bisa meningkat menjadi 200 hektar.
“Alih teknologi dari LIPI dan ilmu tentang pupuk organik yang diberikan, kami yakin bisa membuat petani mulai beralih mengembangkan pertanian organik daerah,” kata Arief.
• Pembangunan Tol Probowangi Seksi II di Kabupaten Situbondo Dipastikan Selesai Tahun 2021
Selain melakukan alih teknologi pupuk organik hayati, kerjasama LIPI di Banyuwangi juga meliputi pengembangan bibit jati platinum. Sebanyak 3.000 bibit jati platinum diserahkan ke kantor cabang Dinas Kehutanan Pemprov Jatim di Banyuwangi.
Bibit jati platinum merupakan hasil penelitian yang dipelopori oleh Dr. Witjaksono, salah satu peneliti di Pusat Penelitian Biologi.
“Bibit jati platinum memiliki beberapa keunggulan, antara lain batang utama yang tumbuh lurus, percabangan tidak dominan, pertumbuhan tanaman cepat (8-10 tahun), memiliki perakaran yang kokoh dan menghasilkan kayu berkualitas. Ini sangat potensial dikembangkan oleh daerah,” tambah Arief. (Haorrahman/Tribunjatim.com)