Dijuluki Jago Kandang, Manajemen dan Pemain Berharap Aremania Paham Proses dan Kurangi Protes

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Menuai hasil tak memuaskan pada laga tandang, membut julukan 'jago kandang' melekat dalam diri Arema FC.

Baru meraih sekali kemenangan dalam 12 laga tandang yang dijalani sejak awal Liga 1 2019 hingga kini, membuat Aremania, suporter Arema FC, gerah.

Bahkan ada beberapa pihak Aremania yang mengancam boikot saat laga Arema FC vs Madura United, Jumat (8/11/2019) mendatang, sebagai wujud kekecewaan pada tim soal hasil torehan di laga tandang.

Selain itu, tak jarang suporter juga menilai jika pihak Arema FC sengaja menjual tim agar tidak menang dan bahkan kalah ketika laga tandang.

• Jelang Arema FC Vs Madura United, Satu Per Satu Amunisi Singo Edan Kembali Pulih

• Lupakan Kekalahan Menjamu Persipura Jayapura, Rasiman Pilih Fokus Hadapi Arema FC Vs Madura United

Menyikapi soal hasil ini, General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, berharap agar Aremania tak seenaknya saja dalam berpikir.

Ruddy Widodo meminta suporter juga tahu proses yang dijalani tim dengan jadwal pertandingan yang super mepet dan berpengaruh pada kondisi para pemain, sehingga mempengaruhi hasil tandang yang diraih tim.

"Kalau tahu prosesnya, tentu tidak akan seperti itu, karena tidak tahu proses, akhirnya banyak isu tim dijual dan lain-lain. Suporter inginnya menang-menang, tapi pemain ini bukan robot, suplemen juga sudah kami berikan dan tidak kurang-kurang. Dengan waktu 20 hari enam pertandingan, bisa dibayangkan bagaimana capeknya pemain. Hingga banyak pemain KO," kata Ruddy Widodo pada Surya (TribunJatim.com Network), Rabu (6/11/2019).

Terkait ancaman boikot, Ruddy Widodo tak mau ambil pusing.

• Tak Ingin Terjadi Kericuhan seperti di GBT, Forkopimda Ajak Aremania dan Pemain Arema FC Jagongan

• Arema FC Vs Madura United, Laskar Sape Kerrab Evaluasi Tim seusai Hasil Minor Jamu Persipura

Baginya, itu semua hak Aremania untuk memberi dukungan pada tim, sehingga pihaknya tak mau memaksa.

"Kalau ada yang ingin boikot, ya itu terserah mereka karena hak mereka," jelasnya.

Ruddy Widodo juga berpesan pada Aremania agar tak meniru suporter lain yang melakukan aksi perusakan stadion ketika tim mengalami kekalahan.

Hal ini sebagai upaya agar Aremania menjadi contoh yang baik untuk suporter lainnya.

"Memang ada beberapa hal yang membuat pemain tidak nyaman, saat pertandingan belum selesai dan posisi tertinggal, Aremania sering menyanyikan lagu dengan kata-kata kotor. Saya tahu itu wujud memberi semangat, tapi ada lagu lain yang lebih baik untuk bisa memberi semangat dan membangkitkan tim. Tidak perlu kata-kata kotor dan dilempari botol, cukup ketika pemain lawan bawa bola disoraki 'huuuuu' saja itu sudah cukup memberi teror pada lawan," terang pria asal Madiun itu.

• Mulai Membaik, Otavio Dutra dan Irfan Jaya Berpeluang Tampil di Laga Tira Persikabo Vs Persebaya

• Berkat Lini Belakang yang Disiplin, Barito Putera Bisa Tahan Imbang 0-0 Persela Lamongan di Kandang

Sementara itu, Gelandang Arema FC, Makan Konate, meminta Aremania agar percaya pada tim dan pemain yang sejujurnya selalu tampil maksimal ketika bermain.

"Kami tahu mereka kecewa saat kami tidak bisa menang, tapi mereka juga harus sadar jika sepak bola itu kadang menang, kadang kalah dan seri. Itu Aremania harus tahu dan paham, tidak usah pikir negatif pada tim, pikir positif biar bisa percaya pada tim," tutur Makan Konate pada Surya (TribunJatim.com Network). (Dya Ayu)

Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: