Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kepala Sekolah Penerima DAK Fisik di Tulungagung Resah Diserbu Wartawan Bodrek, Ujungnya Minta Uang

Kepala Sekolah Penerima DAK Fisik di Tulungagung Resah Diserbu Wartawan Bodrek, Ujungnya Minta Uang.

Penulis: David Yohanes | Editor: Sudarma Adi
uangteman.com
Ilustrasi uang 

Kepala Sekolah Penerima DAK Fisik di Tulungagung Resah Diserbu Wartawan Bodrek, Ujungnya Minta Uang

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Tulungagung mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.

Namun para kepala sekolah penerima ini dibuat resah oleh ulah orang-orang yang mengaku wartawan.

Banyak di antara mereka yang tidak punya media, atau hanya media abal-abal.

“Ada yang online ada yang cetak. Tapi medianya ecek-ecek, bukan media kredibel yang diakui Dewan Pers,” ucap seorang Kelapa Sekolah di Kecamatan Boyolangu, sebut saja Cyh.

Diterjang Angin Kencang, Tembok Lantai 3 Sekolah MI Al Falah Tulungagung Roboh, 1 Ruang Kelas Rusak

Seusai Raih Penghargaan Internasional, Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung Disambut Meriah Karyawan

Pria Tulungagung Tak Sadar Jual 4 Ponsel Curian ke Polisi, Tak Berkutik Digiring ke Kantor Polisi

Karena bukan dari media yang kredibel, Cyh menyebutnya sebagai wartawan bodrek.

Mereka datang seolah mau konfirmasi dan bertanya seputar pembangunan yang sedang berjalan.

Namun ujung-ujungnya mereka mengintimidasi dengan menekankan ada pelanggaran spefisikasi.

“Ujung-ujungnya mereka minta uang, dengan ancaman kalau tidak diberi akan dimuat di medianya,” ungkap Cyh.

Cyh punya pengalaman menolak permintaan bodrek ini.

Ia bahkan tidak peduli saat sekolahnya diberitakan miring secara sepihak.

Ia memegang prinsip tidak mau memberi uang kepada bodrek, dan menolak semua bentuk intimidasi.

“Kalau saya benar, tidak melakukan kesalahan, silakan saja mau ditulis seperti apa. Toh medianya tidak ada yang baca, tulisannya saja acak-acakan,” imbuh Cyh.

Wakil Ketua PWI Tulungagung M Imron Danu mengatakan, banyak laporan tentang perilaku oknum yang mengaku wartawan ini.

Mereka selalu menyasar sekolah yang ada pembangunan fisik, yang bersumber dari dana pemerintah.

Bukan hanya wartawan, kadang mereka juga mengaku dari LSM.

“Orangnya sama, kadang ngaku wartawan kadang mengaku LSM,” tutur Imron.

Menurutnya, kepala sekolah yang diintimidasi dan diperas orang yang mengaku wartawan harus berani melawan.

Jika mereka sekedar wawancara, bisa dilayani layaknya orang yang minta informasi.

Namun jika sudah mengancam dan menekan agar memberikan uang, jangan pernah dituruti.

“Sebab sekali dituruti, teman-temannya yang lain akan datang dan minta uang. Kasihan, nanti jadi ATM bodrek,” tegas Imron.

Sayangnya selama ini banyak kepala sekolah yang mengeluh, namun tidak ada yang berani melapor.

Padahal pemerasan yang dilakukan oleh pihak yang mengaku wartawan itu sudah memenuhi unsur pidana.

“Saya sarankan untuk melapor untuk memberikan efek jera. Mereka yang merusak citra wartawan sungguhan,” pungkas Imron.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved