Rusun Bantuan Pemerintah di Tulungagung Mulai Dibangun, 200 Warga Antre Daftar Jadi Penghuni
Proses pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) baru di Kelurahan Jepun, Kecamatan Tulungagung sudah mulai dikerjakan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Proses pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) baru di Kelurahan Jepun, Kecamatan Tulungagung sudah mulai dikerjakan.
Rusunawa ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat, lokasinya bersebelahan dengan Rusunawa yang lama.
Hanya beda jumlah tingkat, jika yang lama lima lantai, Rusunawa baru ini tiga lantai. Total kamar yang disiapkan sebanyak 42 unit.
“Kami hanya penerima manfaat, jadi hanya memastikan bahwa pembangunan itu sesuai dengan rencana,” ujar Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air (DPKP dan SDA) kabupaten Tulungagung, Anang Pratistianto.
Saat ini jumlah warga yang mengajukan permohonan menempati Rusunawa mencapai lebih dari 200 orang.
Karena itu DPKP dan SDA sudah mengajukan ke pemerintah provinsi dan pusat untuk penambahan Rusunawa baru.
Sedangkan Rusunawa yang tengah dikerjakan ini, diperkirakan bisa dimanfaatkan pada Juli atau Agustus 2020 mendatang.
“Fasilitasnya sama persis dengan yang lama. Ada dua kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi,” sambung Anang.
Sewa untuk lantai tiga ditetapkan Rp 200.000 per bulan, lantai dua Rp 250 per bulan dan lantai satu Rp 300.000 per bulan.
DPKP dan SDA mengajukan dua Rusunawa untuk tahun depan, yaitu Rusunawa umum dan Rusunawa untuk PNS.
Belum bisa dipastikan, usulan mana yang akan disetujui oleh pemerintah pusat.
(Dinas Perumahan Rakyat Kota Blitar Melarang Penghuni Rusunawa Sewakan ke Orang Lain)
Namun menurut Anang, lokasi Rusunawa di Kelurahan Jepun masih cukup untuk satu bangunan lagi.
“Dipastikan kalau tahun depan dapat jatah lagi, akan dibangun di sini. Setelah itu kami akan cari lokasi baru,” tutur Anang.
Saat ini backlog di Kabupaten Tulungagung sejumlah 16.000. Angka ini naik dibanding tahun 2018, sejumlah 12.000.
Di setiap Rusunawa ada kouta untuk difabel, namun sejauh ini enam kamar khusus ini belum ada yang menempati.
Reporter: Surya/David Yohanes