Tahun Depan Akan Ada 2.000 Tenaga Kerja Jatim Kena PHK
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur Himawan Estu Bagijo mengatakan, tahun 2020 mendatang akan ada PHK sebanyak 2.000
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur Himawan Estu Bagijo mengatakan, tahun 2020 mendatang akan ada PHK sebanyak 2.000 tenaga kerja di Jawa Timur. Angka rencana PHK tersebut sudah dikonfirmasi oleh perusahaan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Banyaknya angka rencana PHK tersebut disebabkan karena sejumlah faktor. Salah satunya adalah karena perusahaan tak mampu lagi mengemban operasional dan menjalankan usaha.
"PHK tahun depan akan ada banyak, beberapa perusahaan alas kaki, kretek sudah mengkonfirmasi. Nah, skema-skema itu sudah kami bicarakan dengan pengusaha, untuk kemudian ada masa penyesuaian dengan pelatihan dan pilihan-pilihan job apa yang akan diambil mereka," kata Himawan usai penetapan UMK Jawa Timur, Rabu (20/11/2019).
Pihaknya selaku pemerintah harus memastikan bahwa tenaga kerja yang kena PHK harus mendapatkan persiapan berupa pendampingan. Agar kelak usai diputus kontrak kerja mereka tak lantas bingung dan menjadi pengangguran baru.
Lebih lanjut Ia menyebutkan angka PHK tahun 2020 mendatang lebih banyak dibandingkan dengan tahun ini. Yang menurutnya angka PHK tahun 2019 ini tidak mencapai angka 2.000.
"Kalau mau disebut, sih, lebih dari 2.000 tenaga kerja. Itu tahun depan. Kalau tahun ini tidak banyak, sih. Jawa Timur tahun ini tidak banyak sih. Sekitar 1.700an. Tahun depan lebih banyak, lebih dari 2.000-an itu," lanjutnya kepada Tribunjatim.com.
• UMK Jatim 2020 Naik 8,51 Persen, Kenaikan Upah Disebut APPBI Bisa Gerakkan Roda Ekonomi Sektor Ritel
• PLN Madiun Akan Melakukan Mediasi Terkait Pemasangan Tiang Beton Tak Berizin di Sawah Warga
• Arema FC Vs Persija, Tak Hanya Marko Simic, Skuat Singo Edan Juga Harus Waspadai Pemain Lain
Terkait hal tersebut Pemprov Jawa Timur dikatakab Himawan sudah menyiapkan program. Yang fokusnya adalah menyiapkan SDM terlatih.
Menyiapkan pelatihan berupa upskilling atau peningkatan skill tenaga kerja. Maupun reskilling dengan penyesuaian skill tenaga kerja dengan kebutuhan lapangan kerja.
Pelatihan itu ditujukan untuk angkatan kerja baru maupun untuk mereka yang terkena PHK. Serta juga untuk para pekerja migran yang baru pulang ke dalam negeri mereka juga diberikan pelatihan ketenagakerjaan.
"Kami juga menghadapi orang yang pindah profesi, terutama golongan pemuda. Makanya Bu Gubernur mendirikan Millenial Job Center. Prinsipnya kami melatih dan menyiapkan," kata Himawan.
Sedangkkan di sisi lajn kenaikan angkatan kerja di Jatkm sebesar 0.3 per tahun dengan jumlah rata-rata 800 ribu orang. Dari jumlah tersebut rata rata yang terserap dunia kerja sekitar 600 ribu orang saja. (Fatimatuz zahroh/Tribunjatim.com)