Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Puluhan Siswa SMKN 1 Trowulan Mojokerto Demo Kepala Sekolah, Tuntut Transparansi Dana Tabungan Wajib

Puluhan Siswa SMKN 1 Trowulan Mojokerto Demo Kepala Sekolah, Tuntut Transparansi Dana Tabungan Wajib.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Para siswa menggelar aksi protes menuntut kepala sekolah transparan terkait tabungan wajib siswa 

Puluhan Siswa SMKN 1 Trowulan Mojokerto Demo Kepala Sekolah, Tuntut Transparansi Dana Tabungan Wajib

TRIBUNMOJOKERTO.COM, TROWULAN - Sejumlah siswa menggelar aksi demo di halaman SMKN 1 di Desa Jatipasar, Kecematan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Senin (2/12/2019).

Aksi protes itu diikuti siswa dari kelas X, XI dan XII. Mereka berorasi memprotes kepala sekolah Irni Istiqomah supaya blak-blakan terkait tabungan wajib yang dibebankan pada siswa.

Rizki Wijayanto perwakilan siswa SMKN 1 Trowulan mengatakan para siswa merasa tidak puas dengan kinerja kepala sekolah yang dinilai tidak transparan mengelola dana tabungan wajib tersebut.

Pilkada 2020, Bawaslu Kabupaten Mojokerto Buka Pendaftaran Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan

Pemuka Agama Nilai Demo Driver Online Mojokerto Pakai Salat Jenazah Tak Tepat: Tak Perlu Ranah Agama

Keseruan Mobil VW Dipajang di Mal Mojokerto, Ada Mobil Pernah Dipakai Bung Karno & VW Tahun 1954

"Karena kita menabung kenapa kok dipaksa disisi lain kita butuh transparan buat apa saja (Dana Tabungan Wajib)," ujar Rizki siswa kelas XII SMKN 1 Trowulan ini.

Dia menjelaskan para siswa juga menuntut agar kepala sekolah memberikan klarifikasi terkait pengguna dana tabungan wajib tersebut.

Pasalnya, setiap kelas ada 30 siswa yang masing-masing diwajibkan menabung senilai Rp 75.000 hingga Rp 145 ribu per bulan. Padahal, di SMKN 1 Trowulan mempunyai 800 peserta didik hang terdiri dari 27 kelas.

"Mintanya kami klarifikasi yang sebenarnya tabungan wajib untuk siswa itu buat apa," tegasnya.

Masih kata Rizki, tabungan wajib siswa itu sudah bergulir Juli 2019 hingga saat ini. Ia sangat menyayangkan lantaran pihak sekolah mewajibkan siswanya melunasi tabungan wajib itu hingga bulan Desember. Apabila siswa tidak melunasi maka tidak diberi kartu tanda peserta ujian.

Menurut dia, tabungan wajib ini memberatkan apalagi bagi siswa yang tidak mampu. Karena itulah mereka meminta pihak sekolah agar memberikan penjelasannya terkait tabungan wajib siswa.

"Iya ada siswa yang sempat dikeluarkan karena tidak punya kartu ujian," keluhnya.

Amelia Faradila siswi kelas XII menambahkan, ia diwajibkan membayar tabungan wajib senilai Rp 145 ribu. Ia juga mempertanyakan penggunaan tabungan wajib itu karena sampai saat ini telah membayar lima kali tabungan wajib ke sekolahnya.

"Kalau tabungan kan harusnya tidak ada batas pembayaran ini kenapa kok sekolah yang menentukan," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved