Kilas Balik
Kisah Kopassus Nyamar Jadi Mahasiswa KKN, Senjata Dimasukkan Karung 'Petani', Menyusup Lalu Serang!
Pernah terjadi saat para anggota Kopassus menyamar sebagai mahasiswa KKN. Simak kisahnya!
Penulis: Ani Susanti | Editor: Adi Sasono
Sebagai tokoh intelijen yang dikenal agresif, meskipun belum ada kepastian kapan operasi militer terbuka oleh ABRI dilaksanakan, Mayjen Benny diam-diam telah menyusupkan personel intelijennya.
Para personel intelijen yang akan bertugas secara sangat rahasia itu dipimpin oleh Kolonel Inf Dading Kalbuadi.
Dading merupakan komandan pasukan elite, Grup-2 Para Komando (Parako) atau Komando Pasukan Sandi Yuda (Kopassanda ).
Pasukan elite itu sekarang dikenal sebagai Kopassus dan Kopassanda sendiri saat itu bermarkas di Magelang, Jawa Tengah.
• Pengakuan Hendropriyono Soal Sikap Sintong Panjaitan Saat Dia & Kopassus Terkepung: Saya Benci
Tugas utama Kolonel Dading bersama anak buahnya adalah memasuki wilayah Tim-Tim sebagai sukarelawan.
Mereka juga dilarang menunjukkan identitas sebagai pasukan elit.
Jika dalam tugas-tugasnya sebagai personel intelijen sampai menimbulkan bentrokan senjata dan gugur, maka negara tidak akan mengakuinya.
Ini mengingat status mereka adalah sukarelawan.
• Kisah Menegangkan Kopassus Dikepung Suku Pedalaman Papua, Sintong Makan Daging Mentah Lalu Selamat
Sekitar 250 personel Parako yang bertugas sebagai intelijen kemudian dikirim perbatasan NTT-Tim-Tim.
Dalam penugasannya pasukan Parako ini selalu menyamar.
Ketika dikirim ke Atambua, NTT lalu ke Motaain, personel Parako menyamar sebagai mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Sedangkan senjata yang dibawa dimasukkan ke dalam karung yang telah dibubuhi tulisan berbunyi ‘alat-alat pertanian’.
Tugas utama para personel Parako adalah menyusup ke Tim-Tim dalam bentuk kelompok kecil untuk membentuk basis-basis gerilya dan melakukan penyerangan.
• Saat Prajurit Kopassus Ditipu Pimpinan Sendiri, 1 Kebohongan Agar Misi Woyla Sukses, Lihat Endingnya
Sebagai sukarelawan dan tidak bersetatus anggota militer dalam melaksanakan operasi intelijennya secara terbatas (limited combat intelligence) para personerl Parako kebanyakan memakai celana jean dan kaos oblong serta jarang menenteng senjata.
Di kemudian hari ketika operasi militer ABRI secara terbuka untuk mendukung proses integrasi ke RI digelar, para personel Parako ternyata masih suka mengenakan celana jean dan kaos oblong.