Persebaya
Aji Santoso dan 'Chemistry' nya dengan Persebaya, News Analysis Haorrahman Dwi Jurnalis SURYA
News Analysis Haorrahman Dwi Jurnalis SURYA: Aji Santoso dan 'Chemistry' nya dengan Persebaya
Penulis: Haorrahman | Editor: Arie Noer Rachmawati
News Analysis, Haorrahman Dwi S, Jurnaslis SURYA
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Musim kompetisi 2008-2009, Persebaya yang diunggulkan promosi ke Liga Super Indonesia (LSI) secara mengejutkan gagal pada babak delapan besar Divisi Utama di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Di pertandingan terakhir perebutan tempat ketiga Divisi Utama, melawan PSPS Pekanbaru kala itu, Persebaya yang diunggulkan justru kalah telak, 1-5.
Para pemain Persebaya tidak bergairah menjalani pertandingan.
• Bambang Pamungkas di Mata Aji Santoso Pelatih Persebaya, Disebut Contoh Pesepakbola Profesional

Hanya dalam 24 menit, Persebaya telah tertinggal 0-4.
Pemain seakan menunjukkan "kekesalannya" dengan bermain ala kadarnya.
Penyebab kegagalan di delapan besar karena saat itu kondisi tim tak kondusif.
Pemain mulai tak percaya dengan pelatih, Arcan Iurie.
• Rendi Irwan Berharap Persebaya Sapu Bersih Poin di Markas Persija, Peluang Piala Asia Terbuka Lebar
Demikian juga hubungan tak harmonis antara pemain dan manajemen.
Namun asa untuk promosi masih ada, satu-satunya melalui jalur playoff.
Saleh Ismail Mukadar, Ketua Umum Persebaya saat itu akhirnya memutuskan memecat Arcan Iurie, dan mengambil alih fungsi manajemen.
Padahal Persebaya masih harus menghadapi PSMS Medan di playoff memperebutkan satu tiket ke LSI.
• Prediksi Susunan Pemain Persija Vs Persebaya Surabaya Liga 1 2019,Duel Klasik Pembuktian Konsistensi
Di masa kritis itulah, Persebaya menunjuk Aji Santoso sebagai pelatih, yang saat itu telah dikontrak Persisam Samarinda untuk musim berikutnya.
Aji Santoso melatih hanya untuk satu pertandingan playoff melawan PSMS Medan yang digelar di Bandung.
Kala itu Aji Santoso dibayar ratusan juta hanya satu pertandingan saja.