Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Nelayan di Pamekasan Ramai-ramai Parkir Perahunya, Cuaca Ekstrem Jadi Sebab Enggan Melaut

Nelayan di Pamekasan Ramai-ramai Parkir Perahunya, Cuaca Ekstrem Jadi Sebab Enggan Melaut.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN
Perahu nelayan milik warga Pamekasan yang sedang diperbaiki dan perahu nelayan yang sedang diparkir di pelabuhan Branta Pesisir Pamekasan, Minggu (5/1/2020) 

Sementara, Bahar, Warga Dusun Lebak Timur, Desa Tlontoraja, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, selaku pemilik perahu mengaku sudah beberapa hari tidak melaut untuk menangkap ikan.

"Perahu kami beberapa hari ini sengaja tidak keluar untuk melaut menangkap ikan, mengingat gelombang ombak dan angin yang cukup kencang, bahkan salah satu perahu ada yang sampai mengalami kerusakan karena memaksakan melaut," katanya.

Selain itu, Bahar mengatakan, perahu miliknya terhitung mulai tanggal 30 Desember 2019 hingga sekarang tidak berani keluar untuk menangkap ikan.

"Kalau tidak salah sudah lima hari kami tidak berani keluar untuk menangkap ikan karena faktor cuaca di beberapa hari ini, dan saat ini yang bisa kami lakukan hanya memperbaiki bagian perahu kami yang rusak dan memperbaiki jaring, sekalian menunggu info resmi dari pihak terkait utamanya mengenai kondisi cuaca di daerah kami," terangnya.

Sedangkan berdasarkan informasi yang dirilis BPBD Pamekasan dari BMKG Juanda Surabaya memprakirakan dalam sepekan ke depan akan terjadi potensi cuaca ekstrem, curah hujan dengan intensitas lebat yang disertai petir dan angin kencang.

Hal tersebut berpotensi terjadi di beberapa wilayah salah satunya di Kabupaten Pamekasan.

Kendati adanya prakiraan cuaca itu, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.

Adapun prakiraan tersebut berdasarkan adanya pola tekanan rendah di Samudra Hindia selatan wilayah Nusa Tenggara, yang menyebabkan terbentuknya pola pertemuan angin atau konvergensi di sepanjang wilayah Jawa Timur.

Dari analisa MJO mulai menguat yang mengindikasikan suplay uap air meningkat.

Selain itu saat ini wilayah Jawa Timur juga sudah mendekati puncak musim hujan.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved