Konflik Iran dan Amerika Serikat, Ada Potensi Eskalasi
Konflik Iran dan Amerika Serikat semakin memanas seusai penembakkan rudal Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak.
Penulis: Melia Luthfi Husnika | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Konflik Iran dan Amerika Serikat semakin memanas seusai penembakkan rudal Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak.
Konflik keduanya memanas setelah perdebatan Non Proliferasi Nuklir Amerika Serikat tidak disetujui oleh Iran.
Terkait eskalasi konflik keduanya, Dosen Hubungan Internasional FISIP Unair Surabaya, Irfa Puspitasari mengutarakan pendapat.
Menurutnya, konflik Amerika Serikat dan Iran ada potensi eskalasi.
Mengingat kebijakan Amerika Serikat untuk menginvasi Irak pada kasus yang sama di 2003 lalu.
• PENGAKUAN Dua Pria Surabaya Curi Besi Rel Kereta Api di Gudang Dipo Lokomotif Sidotopo
• Satpol PP Kota Malang Panggil Pemilik Papan Reklame 3D di Toko Avia, Belum Bayar Pajak Reklame?
"Potensi eskalasi pasti ada. Potensi terjadinya perang juga ada. Karena, melihat konflik Amerika Serikat dan Irak dimana pemerintah AS melakukan penyerangan dan pelemahan pemerintahan Irak," kata Irfa Puspitasari saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (8/1/2020).
• Bupati Sidoarjo Saiful Ilah Terjaring OTT KPK, PKB Jatim Siapkan Bantuan Hukum
Menurut Irfa Puspitasari, perang adalah hal yang wajar melihat kondisi politik internasional dan pola hubungan antar negara.
"Saat ini politik domestik Amerika Serikat juga dipegang oleh republican party yang cenderung suka berperang," katanya.
Beberapa dekade terakhir, Amerika Serikat terus menekan negara-negara untuk mematuhi kebijakan Non Proliferasi.
Beberapa negara yang secara agresif ditekan oleh Amerika Serikat untuk mematuhi kebijakan tersebut seperti India, Korea Utara dan Iran.
Meski begitu, Irfa Puspitasari mengatakan, bahwa potensi terjadinya perang masih 50:50.
"Melihat kondisi pola pemerintahan Amerika Serikat di era Donald Trump ini, kemungkinan juga tidak terjadi penyerangan. Karena keduanya mempertimbangkan kapasitas lawan masing-masing," ujarnya.
Masing-masing negara yang berkonflik akan memperkirakan power yang dimiliki oleh lawan.
Dampak yang terjadi pasca invasi juga menjadi pertimbangan krusial dalam kasus ini.
Apabila berkaca pada sikap Amerika Serikat dalam menyelesaikan konflik serupa dengan Korea Utara, Irfa Puspitasari mengatakan, konflik antara Amerika Serikat dan Iran juga berpotensi mereda.