Bahagianya Terdakwa Asrama Papua Bisa Bebas dari Bui, Peluk Istri & Minta Maaf ke Mahasiswa Papua
Bahagianya Terdakwa Asrama Papua Bisa Bebas dari Bui, Peluk Istri & Minta Maaf ke Mahasiswa Papua.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Sudarma Adi
Bahagianya Terdakwa Asrama Papua Bisa Bebas dari Bui, Peluk Istri & Minta Maaf ke Mahasiswa Papua
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Suasana haru mewarnai sidang kasus dugaan kerusuhan Asrama Papua.
Terdakwa Syamsul Arifin mantan Satpol PP itu tak lama lagi akan bebas.
Sebab hakim menjatuhi hukuman selama lima bulan, sedang dia telah menjalani masa hukuman tersebut.
Usai pembacaan vonis terdakwa Syamsul langsung memeluk istrinya yang menemaninya selama sidang di Pengadilan Negeri Surabaya.
• Tangis Haru Terdakwa Kerusuhan Asrama Papua Saat Divonis 5 Bulan Bui, Langsung Hirup Udara Bebas
• Dua Terdakwa Kerusuhan Asrama Papua Surabaya Minta Dibebaskan, JPU Bersikukuh dengan Tuntutan
• Unggah Video Provokatif Kerusuhan Asrama Papua Surabaya, Pria Kebumen Dituntut Pidana 1 Tahun Bui
Dia juga mengaku sudah meminta maaf kepada mahasiswa yang berada di Asrama Papua di Jalan Kalasan tersebut.
"Alhamdulillah besok sudah bisa langsung pulang. Saya sudah minta maaf. Saya hanya mematuhi, saya kooperatif saja," ujarnya.
Sementara itu, Istri Syamsul, Nura juga ikhlas dengan putusan persidangan. Dia berharap perintah putusan dilakukan sesegera mungkin . Yakni membebaskan Syamsul karena terhitung sudah lima bulan ditahan.
"Yang penting sudah bebas. Anak-anak sudah kangen sosok ayahnya Besok langsung pulang. Di rumah belum tahu (ada syukuran)," jelasnya.
Sementara itu kuasa hukum Syamsul, Hishom Prasetyo Akbar sebenarnya kliennya sudah bisa keluar hari ini. Tapi sesuai prosedur harus menunggu dulu proses administrasinya. Meskipun jaksa penuntut umum pikir-pikir, tidak menghalangi perintah putusan.
"Diantara tiga tersangka, klien kami paling ringan. Kami bisa membuktikan tidak cukup kuat. Kami merasa klien kami tidak rasis," katanya.
"Klien kami bukan satu satunya orang dan bukan orang pertama. Kata "monyet" ini jadi rasis, karena ada video yang diberi narasi itu. Kami pertanyakan pembuat video masih menikmati kekacauan yg diproduksi. Tidak pernah diperkarakan," tambah Hishom.
Penulis : Samsul Arifin
Editor : Sudarma Adi