Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

'Ketakutan' Terbesar Mantan Teroris Sofyan Tsauri soal Pemulangan WNI Eks ISIS, Sebut Kepura-puraan

Mantan teroris Sofyan Tsauri mengungkap ketakutannya soal pemulangan WNI dari ISIS.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
KOMPAS/DIDIE SW
Ilustrasi ISIS. 

Dikatakannya, yang pulang ke pangkuan ibu pertiwi, harus tunduk dan taat dengan tatanan hukum di Indonesia.

Yang terpenting bersedia testimoni yang sebenarnya, bahwa saat bergabung dengan ISIS tidaklah seperti yang mereka bayangkan.

Bahkan sebaliknya ulahnya di negera itu membuat kerusakan.

"Ini penting agar masyarakat umum tahu yang sebenarnya, bahwa mereka termakan propaganda sesat," kata sang mantan kombatan ini.

Mengapa Virus Corona Gagal Tembus Indonesia hingga Saat Ini? Padahal Hampir Semua Negara Asia Kena

Sementara itu, menurut pengamat teroris, Harits Abu Ulya, terkait adanya warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS dan kini berencana balik ke Indonesia adalah menjadi tugas negara untuk mengembalikan alam pikiran para mantan ISIS ke jalan yang benar.

Negara Indonesia adalah negara majemuk, wajar ada sebagian warga negara yang lakukan kesalahan. Ada yang merampok, Koruptor, pemberontak, sparatis.

"Maka disinilah idealisme fungsi negara diuji ketahanannya dan fungsinya. bagaimana memelihara urusan mereka, mencari dan memberikan solusinya," katanya.

Kebalnya Indonesia dari Virus Corona Jadi Pertanyaan Ilmuwan, Benarkah Sudah Masuk Tanpa Terdeteksi?

Peran negara dalam hal ini menyelesaikan permasalahan. Menurutnya, jika WNI eks ISIS tidak dipulangkan atau negara tidak bisa menerima kemudian ditampung negara lain, maka akan bisa menimbulkan masalah baru.

"Negara harus hadir untuk menyelesaikan dan menjalankan fungsi yang dimiliki, jangan lepas tangan dan cuci tangan," paparnya.

Harits juga tidak yakin sebanyak 660 WNI itu semuanya sebagai kombatan ISIS.

Haris menambahkan. ISIS adalah kelompok, bukan Negara. Maka yang terpenting adalah pendekatan kemanusiaan dan aspek keamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Meraka adalah keluarga besar Indonesia, sebelum melakukan kesalahan," katanya. (Hanif Manshuri)

Sumber: TribunWow.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved