Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Produksi Bawang Putih di Jawa Timur Masih Minus, Pemerintah Lakukan Program Perluasan Areal Tanam

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo mengatakan, produksi bawang putih di Jawa Timur belum memenuhi kebutuhan konsumsi.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM/RIFKI EDGAR
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo mengatakan produksi bawang putih di Jawa Timur belum memenuhi kebutuhan konsumsi. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo mengatakan, produksi bawang putih di Jawa Timur belum memenuhi kebutuhan konsumsi.

Ia mencontohkan pada tahun 2019, produksi bawang putih di Jawa Timur sebesar 6.953 Ton, padahal konsumsinya mencapai 62.880 Ton.

Dengan kata lain, Jawa Timur mengalami defisit bawang putih sebesar 55.927 Ton.

Untuk menutup defisit tersebut, pada tahun 2020 akan ada perluasan area tanam bawang putih.

Mulai dari Banyuwangi 170 hektar, Malang 250 hektar, Probolinggo 75 hektar, Kota Batu 50 hektar, Bondowoso 1000 hektar.

Launching Posko Pemenangan, Ning Lia Pilih Lokasi di Tengah Pemukiman Padat Penduduk

PENGAKUAN Pria Pasuruan Jual Istri untuk Berzina dengan Teman-temannya, Demi Uang dan Sensasi

VIDEO Istri Berhubungan Badan dengan Teman Disebar Pria Pasuruan, Sensasi Liar Jadi Motif Sebenarnya

Pria Pasuruan Jual Istri & Rekam Perzinaan dengan Temannya, Video Tersebar, Jadi Bukti Bisa Melayani

Laporan Dicabut, Nasib Zikria Dzatil Ditentukan Setelah Gelar Perkara Kasus Penghinaan Risma

Berkas Tahap Pertama Kasus Investasi Bodong Memiles Diserahkan ke Kejaksaan, 5 Tersangka Terlibat

“Seluruh daerah tersebut menggunakan APBN sedangkan yang menggunakan APBD hanya 1 hektar di Probolinggo,” ucap Hadi Sulistyo, Senin (10/2/2020).

Tidak maksimalnya produksi bawang putih di Jawa Timur menurut Hadi Sulistyo bukan hanya karena luas area tanam yang kurang, namun ada beberapa faktor.

Faktor pertama adalah konsumen lebih menyukai bawang putih impor dengan harga yang lebih murah dan ukuran yang besar.

Hadi Sulistyo mencontohkan, harga bawang putih impor sebesar Rp 15 ribu per kilogram, sedangkan bawang putih lokal mencapai Rp 50 ribu per kilogram.

"Mahalnya harga bawang putih lokal disebabkan karena mahalnya harga benih yang mencapai Rp 65 ribu per kilogram,” lanjut Hadi Sulistyo.

Selain itu, produktivitas bawang putih di Indonesia yang mempunyai iklim tropis tidak bisa optimal, karena bawang putih merupakan tanaman subtropis.

Nasib Pelayan Warkop Tulungagung Alat Vitalnya Diremas Seorang Pria, Reflek Menolak, Lihat Endingnya

Aki Korslet, Motor Pegawai Dinsos Tulungagung Terbakar, Nurul Syok yang Tersisa Hanya Kerangka Besi

Kecelakaan Beruntun Libatkan 4 Kendaraan di Jalur Pantura, Satu Sopir Truk Diduga Kurang Hati-Hati

Untuk itu lah petani harus bisa jadwal tanam yang tepat agar produktivitas optimal dan agroklimat yang khusus.

“Kemudian ketersediaan benih yang terbatas, budidaya yang belum sesuai aturan, ketentuan wajib tanam importir masih belum mampu memenuhi dan biaya produksi tinggi,” paparnya.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti

Editor: Elma Gloria Stevani

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved