518 KK Terdampak Banjir di Desa Tempuran Mojokerto Dapat Bantuan Paket Sambako
Sebanyak 518 Kepala Keluarga terdampak banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto akhirnya mendapatkan bantuan paket sembako.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Sebanyak 518 Kepala Keluarga terdampak banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto akhirnya mendapatkan bantuan paket sembako.
Warga terdampak musibah banjir selama lebih dari sepekan ini juga memperoleh bantuan berupa paket kesehatan keluarga, family kit, paket sandang, peralatan makan dan perlengkapan bayi. Bantuan ini berasal dari BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Mojokerto.
Bupati Mojokerto Pungkasiadi turut menyerahkan bantuan secara langsung yakni sebanyak 518 paket sembako tersebut, Rabu (12/2/2020).
Pungkasiadi mengatakan menginstruksikan kepada seluruh jajaran dinas Pemkab Mojokerto agar selalu solid dalam penanganan dan penanggulangan bencana alam.
“Perangkat daerah teknis saya minta untuk selalu proaktif bersinergi dalam penanganan bencana dan bantuan ini adalah bentuk penjaminan pemenuhan hak masyarakat yang terkena bencana serta pemulihan kondisi dampak bencana," ujarnya kepada Tribunjatim.com.
Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, M. Zaini menjelaskan dari data prakiraan cuaca BMKG, dapat dilaporkan jika curah hujan bulan Februari-April cuaca masih tinggi.
• KILAS KRIMINAL JATIM: Kakak-Adik di Jombang Perkosa Gadis - Pria Surabaya Rekam Dalam Rok Wanita
• Makan Konate Minta Maaf pada Bonek seusai Gagal Eksekusi Penalti Saat Laga Lawan Bhayangkara FC
• Pasang Jaring, Antisipasi Tiga Pelajar Yang Tenggelam di Kali Pucang Sidoarjo Terbawa Arus ke Laut
Pihaknya sudah mempersiapkan dua solusi penanganan banjir dalam jangka pendek yakni mengurangi kiriman air dari Sentul dan Pulo. Membentuk Desa Tempuran sebagai desa tangguh bencana.
Dalam jangka panjang, lanjut dia, akan dilakukan normalisasi sungai dan peninggian tanggul yang segera ditangani oleh leading sector dari DPUPR.
"Saya berharap bantuan kepada Semua OPD untuk terus mensosialisasikan kepada masyarakat. Kepada warga Tempuran khususnya, status tanggap darurat akan dilaksanakan sampai tanggal 17 Februari 2020," ujarnya kepada Tribunjatim.com.
Kepala Desa Tempuran menjelaskan penyebab banjir di kampungnya ini karena Sam Siphon tersumbat sampah sehingga menganggu aliran sungai.
Dia meminta penanganan bencana juga diarahkan pada titik penyebab banjir misalnya dilakukan normalisasi Sungai Desa Tempuran dan pemasangan pompa untuk mengantisipasi banjir susulan supaya air banjir yang merendam rumah warga bisa dialirkan ke sungai.
"Dam Siphon punya tiga pintu air dengan pola aliran zigza, jadi pintu dam banyak tersumbat sampah ditambah lagi kiriman air dari wilayah lain yang mengalir ke desa ini tanggul juga tidak begitu tinggi sehingga air meluber " tandasnya. (Mohammad Romadoni/Tribunjatim.com)