Nasib Tragis Gadis Trenggalek, Cerita Sang Ibu Sampai Bikin Bupati Nangis, RS Ungkap Fakta Lain
Nasib Tragis Gadis Trenggalek, Cerita Sang Ibu Sampai Bikin Bupati Nangis, RS Ungkap Fakta Lain
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Januar
Dari awal mendaftar, Triana masuk sebagai pasien umum.
"Terus yang dikatakan petugas, 'Nik ngertos njenengan (pasien) umum wau, nggih kula padosne kamar, Bu,' /Kalau kalau tahu ibu (pasien) umum tadi, ya saya carikan kamar, Bu/," kata dia, menirukan jawaban petugas.
Setelah sang suami marah-marah, anaknya baru mendapat kamar di Ruang Graha Arjuna.
Triana juga mengaku sempat mendapat tanggapan yang ia anggap cenderung menyepelekan kondisi sang anak selama dirawat di rumah sakit.
Sekitar pukul setengah 3 pagi, ia membangunkan petugas yang ada di sana. Penyebabnya, infus sang anak telah habis.
Menurut Triana, petugas tampak seperti menyepelekan kondisi.
Petugas, kata dia, sempat berceletuk yang ia anggap kurang enak didengar.
"Petugas bilang, 'oalah, saya kira kenapa,'," ujar Triana. Triana menirukan ucapan sang petugas dengan nada ketus.
Ia juga mengeluhkan tindakan dari dokter yang ia anggap lama.
Dokter baru memeriksa sang anak sekitar pukul 11 siang esok hari setelah sang anak menginap di rumah sakit.
Hari ketiga, Triana mengatakan, ingin memindah anaknya ke rumah sakit lain.
Ia mencari informasi dan tak mendapat kamar.
Selama dirawat, sang anak sudah mengalami mimisan dan batuk berdarah.
Anak itu juga telah menjalani serangkaian perawatan.
Akhirnya, sang anak yang saat itu sudah dalam kondisi kurang baik meminta pulang.