Info Sehat
Penyebab Kematian Mendadak Selain karena Serangan Jantung, Berikut 6 Pemeriksaan Kesehatan Jantung
Mati mendadak dapat didefinisikan sebagai kematian yang terjadi tiba-tiba. Berikut 6 penyebab kematian mendadak selain serangan jantung.
TRIBUNJATIM.COM - Melansir Buku Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner; Kesaksian Serang Ahli Jantung dan Ahli Obat (2008) karya Prof Dr Peter Kabo, mati mendadak dapat didefinisikan sebagai kematian yang terjadi tiba-tiba, yaitu dalam satu jam, bisa terjadi dengan gejala atau tanpa gejala.
Mati mendadak dapat disebabkan karena penyakit jantung atau bukan karena penyakit jantung.
• Mengapa Serangan Jantung Lebih Sering Terjadi di Pagi Hari? Ini Penjelasan Para Peneliti
Berikut ini beberapa penyakit yang dapat menyebabkan mati mendadak yang tidak ada kaitannya dengan jantung:
1. Epilepsi atau ayan
2. Emboli paru atau gumpalan darah yang menyumbat arteri paru-paru
3. Stroke
4. Keracunan obat-obatan
5. Diseksi aorta atau kondisi serius berupa robeknya lapisan dalam pembuluh darah aorta
6. Sleep apnea
• Gejala Ringan Serangan Jantung yang Sering Diabaikan, Keringat Dingin & Kaki Bengkak Jadi Pertanda
Sedangkan mati mendadak yang disebabkan penyakit jantung selain penyakit jantung koroner, yakni:
1. Apa yang disebut sudden arrhythmia death syndrome seperti Brugada syndrome
2. Long QT-syndrome yang merupakan penyakit keturunan dengan kelainan sistem konduksi jantung yang biasanya terjadi pada laki-laki usia 40-an.
Kematian seperti itu juga sudah dikenal di berbagai negara lain, misalnya saja di Jepang dikenal dngan istilah Pakkuri, di Filipina dikenal sebagai Bagungut, sedangkan di Thailand dikenal sebagai Laytai.
Semenara di Jawa mungkin lebih dikenal dengan sebutan angin duduk.
Dengan demikian, Prof Dr Peter Kabo menyampaikan, sudah jelas penyebab mati mendadak bukan merupakan monopoli penyakit jantung koroner.
• Suami BCL Meninggal karena Serangan Jantung, Ini 8 Kebiasaan Penting untuk Kuatkan Otot Jantung
Kematian mendadak saat olahraga
Mati mendadak juga bisa dialami oleh siapa saja atau olahragawan yang sedang melakukan latian berat.
Mati Mendadak Hal itu kemungkinan terjadi karena mereka memiliki arteri koroner yang abnormal.
Kondisi ini perlu diwaspadai terutama pada:
1. Penderita darah tinggi atau hipertensi
2. Peradangan otot jantung (miokarditis)
3. Gagal jantung
• 4 Rutinitas Bisa Mengurangi Tekanan Darah dan Kolesterol Tinggi, Dua Pemicu Risiko Serangan Jantung
Bahkan, menurut Prof Dr Peter Kabo, ada laporan yang menunjukkan 50 persen pasien gagal jantung dapat mengalami kematian mendadak.
Konsumsi banyak obat diketahui juga dapat menimbulkan gangguan irama jantung dan yang berat dapat berakhir dengan mati mendadak.
Kematian penderita PJK lebih banyak tidak mendadak
Berdasarkan laporan oleh Escobedo dan Zack di majalan Circulation pada tahun 1996, dijelaskan kematian penderita penyakit jantung koroner lebih banyak terjadi tidak secara mendadak dan jarang terjadi di rumah.
PJK yang mati mendadak biasanya ada predisposisi genetik atau ketegangan genetik.
Jadi, persepsi masyarakat terhadap mati mendadak, terutama pada anak muda, semuanya disebabkan oleh penyakit jantung koner tidaklah tepat.
• Cegah Serangan Jantung dengan 4 Langkah Sederhana, dari Tidur Cukup hingga Pola Makan yang Sehat
Apabila hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan mendatangkan konsekuensi yang kurang baik dalam pemahaman masyarakat terhadap kesehatan secara umum.
Di mana, ketakutan yang berlebihan terhadap PJK dapat mengakibatkan reaksi yang tidak proporsional.
Pada saatnya, perasaan itu bisa memicu tindakan preventif yang berlebihan dan irasional.
Pemeriksaan kesehatan jantung
Melansir Buku Cintailah Jantung Kita: Mencegah Serangan Jantung (2016) karya I Wayan Wita, pemeriksaan paling sederhana yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi penyakit jantung, yakni dengan pemeriksaan fisik.
Di mana, dokter akan mulai melihat (inspeksi), menyentuh (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengrkan suara jantung (auskultasi). Alat bantu utamanya, yakni stetoskop.
Dari pemeriksaan terebut, dokter kemungkinan dapat menentukan apakah jantung pasien mengalami pembengkakan atau terjadi gangguan pada katup jantung.
Di samping pemeriksaan fisik, dokter biasanya juga membutuhkan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan tersebut antara lain dapat berupa:
1. Sinar X atau rontgen dada
2. Rekam listrik jantung atau elektrokardiografi (EKG)
3. Ultrasonografi (USG) jantung
4. Uji latih jantung dengan treadmill atau sepeda statis
5. Penyadapan jantung (angiografi koroner)
Pemeriksaan tersebut bakal dilakukan apabila terdapat indikasi yang dapat diketahui dari keluhan gejala yang mungkin pasien rasakan, seperti:
1. Nyeri dada
2. Berdebar-debar
3. Sesak napas
4. Kedua kaki bengkak
5. Cepat lelah saat beraktivitas berat maupun ringan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Penyebab Kematian Mendadak Selain Karena Serangan Jantung
