Teori Konspirasi Awal Mula Virus Corona Dikecam Ilmuwan di 9 Negara, Singgung Tiongkok Bermuka Dua
Teori konspirasi awal mula virus Corona dikecam oleh ilmuwan dari 9 negara. Sebanyak 27 ilmuwan melawan info menyimpang di medsos.
Teori ini memiliki konsekuensi nyata, termasuk ancaman kekerasan yang terjadi pada rekan-rekannya di China.
Daszak mengatakan ada pilihan apakah akan berdiri dan mendukung kolega yang diserang dan diancam setiap hari oleh ahli teori konspirasi atau hanya menutup mata, terkait awal penyebaran virus Covid-19 ini.
"Saya benar-benar bangga, orang-orang dari sembilan negara dapat dengan cepat membela diri mereka dan menunjukkan solidaritas dengan orang-orang yang, bagaimana pun, berhadapan dengan kondisi yang mengerikan dalam wabah (virus Corona di Wuhan, China)," ujarnya.
• Menjanjikan, Pengobatan Plasma untuk Virus Corona, Selain Obat Antimalaria, Tapi Stok Terbatas
Obat Virus Corona Ditemukan Ilmuan China
Ilmuan China diberitakan sudah menemunakan obat virus Corona yang disebut-sebut manjur mengobati pasien yang terinfeksi.
Penemuan obat virus Corona ini setelah melakukan berbagai pengujian dan penelitian.
Para ilmuwan China telah mengkonfirmasi, Chloroquine Phosphate yang merupakan obat antimalaria, memiliki efek kuratif tertentu pada penyakit virus Corona (Covid-19).
• Cara Membedakan Gejala Virus Corona, Influenza, dan Pilek, Segera ke Dokter Jika Ada Tanda-tanda Ini
Melansir The Star yang mengutip Xinhua, hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat China pada Senin (17/2/2020).
The Star menuliskan, menurut Sun Yanrong, wakil kepala Pusat Nasional Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, para ilmuwan "dengan suara bulat" menyarankan, obat tersebut bisa dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan dan diterapkan dalam uji klinis yang lebih luas sesegera mungkin.
Sun menjelaskan, Chloroquine Phosphate, yang telah digunakan selama lebih dari 70 tahun, dipilih dari puluhan ribu obat yang ada setelah beberapa putaran skrining uji coba.

Menurutnya, obat tersebut telah melalui uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di Provinsi Guangdong China selatan dan Provinsi Hunan di China tengah, dan telah menunjukkan kemanjuran yang cukup baik.
Petugas memeriksa seorang di Bandara Kairo, Mesir.
Dalam uji coba, kelompok pasien yang telah menggunakan obat telah menunjukkan indikator yang lebih baik daripada kelompok paralel mereka, terkait berkurangnya demam, peningkatan gambar pada CT paru-paru, dan persentase pasien yang menjadi negatif dalam tes asam nukleat virus.
• WNI Terkena Virus Corona di Kapal Pesiar Diamond Princess, Kemenkes Kirim Pesan Khusus ke Kemenlu
"Pasien yang menggunakan obat juga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pulih," tambahnya kepada Xinhua.
Sun memberi contoh seorang pasien berusia 54 tahun di Beijing, yang dirawat di rumah sakit empat hari setelah menunjukkan gejala virus Corona.