Sukses Jadi Atlet Lempar Bumerang, Harry Gunawan Produksi dan Pasarkan Bumerang hingga Mancanegara
Mulai memahami cara kerja bumerang saat dirinya menjadi atlit, Harry Gunawan memantapkan langkah untuk mencoba memproduksi bumerang sendiri.
Penulis: Mayang Essa | Editor: Elma Gloria Stevani
“Kayu yang dipakai bisa bermacam-macam seperti kayu rambutan, mahoni dan asoka, kemuning, sawi dan jati, guava. Di mana kayu tersebut ulet dan ringan untuk digunakan sebagai material bumerang,” tandasnya.
Setelah material dipilih, masuk ke tahap pengeringan selama dua jam menggunakan oven, atau pengeringan secara alami selama tiga hari.
“Selanjutnya tahap pembelahan kayu yang diratakan atau thickness, untuk pembentukan air foil pada tepi bumerang,” ungkapnya.
Tahapan akhir yang dilakukan yaitu finishing.
Mulai dari pengecatan dengan menggunakan teknik lukis atau air brush, atau di cat secara polosan dengan penggunaan cat anti gores.
Barulah, bumerang dilakukan uji coba untuk diterbangkan sebagai penentu bumerang akan dipakai untuk pemula atau berkompetisi.
Bentuk kekhasan karya, Harry Gunawan memberi nama bumerang hasil produksinya dengan sebutan nama-nama wayang.
Sedangkan, bagi bumerang dengan model girly untuk perempuan diberikan nama-nama bunga.
Harry Gunawan menyebut, karya bumerang produksinya tak hanya dipasarkan dalam Indonesia, tetapi juga Mancanegara seperti Brazil, Lebanon, Perancis, dan Malaysia.
• Sudah Kantongi Ciri-ciri, Polisi Segera Bekuk Pelaku Pembunuhan Bocah SD di Bawah Jembatan Mojokerto
• IDENTITAS Wanita Diduga Penculik Anak TK di Wonokromo Terungkap, Sempat Berobat ke RSJ, Gila?
• Rencana Pembangunan Tunnel Penghubung KBS-Terminal Joyoboyo, Risma Targetkan Rampung Tahun Ini
“Rata-rata pemesan pun dari kalangan atlet, komunitas hingga kolektor,” jelasnya.
Soal harga, dirinya mematok mulai Rp 25 ribu hingga Rp 300 ribu per pieces nya.
Penulis: Mayang Essa
Editor: Elma Gloria Stevani