Info Sehat
11 Mitos Virus Corona yang Sebaiknya Tak Dipercaya Lagi, Masker Dapat Melindungi hingga Gejala
11 mitos virus Corona yang sebaiknya tak dipercaya lagi, masker dapat melindungi hingga gejala.
11 mitos virus Corona yang sebaiknya tak dipercaya lagi, masker dapat melindungi hingga gejala.
TRIBUNJATIM.COM - Ada 11 mitos virus Corona yang sebaiknya tak dipercaya lagi.
Wabah virus Corona masih meresahkan masyarakat dunia hingga Selasa (3/3/2020).
Banyaknya informasi di media sosial tak jarang memunculkan salah kaprah soal virus Corona dalam benak masyarakat.
• Penyebaran Virus Corona di China Terbukti Menurun, Penanganannya Bisa Dipelajari Indonesia dan Dunia
Sayangnya, banjir informasi tanpa henti ini kadang sulit untuk memisahkan antara fakta dan mitos.
Berikut adalah 11 mitos atau rumor yang salah terkait wabah Covid-19 dan sebenarnya bisa berbahaya, seperti dilansir Live Science, Sabtu (29/3/2020).
• Beredar Video Tisu Basah Dijadikan Pengganti Masker, Dokter Tak Rekomendasikan, Simak Penjelasannya!
1. Mitos: Masker wajah dapat melindungi diri dari virus
Penting diketahui, masker bedah standar tidak dapat melindungi diri dari SARS-CoV-2.
Pasalnya, masker wajah tidak dirancang untuk memblokir partikel virus untuk mengenai wajah.
Namun, masker dapat membantu mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus ke orang lain dengan memblokir percikan partikel pernapasan yang dikeluarkan dari mulut.
Ini artinya, tidak semua orang perlu mengenakan masker.
Dilansir dari laman Forbes, spesialis pencegahan infeksi Eli Perencevich, MD, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Iowa mengatakan bahwa orang sehat tidak membutuhkan masker wajah jenis apapun.
"Rata-rata orang yang sehat tidak perlu memakai masker. Tidak ada bukti bahwa memakai masker pada orang sehat akan melindungi diri dari virus," kata Perencevich.
Perencevich pun mengatakan, pemakaian masker yang salah seperti sering menyentuh wajah saat memakai masker dapat meningkatkan risiko infeksi.
Perencevich menjelaskan, banyak orang membeli masker dengan asumsi menghentikan virus mencapai mulut atau hidung mereka yang tersebar melalui udara.