Antisipasi Virus Corona di Surabaya
Efek Panic Buying Gara-gara Virus Corona Kata Psikolog RS Adi Husada Surabaya, Bisa Timbulkan Stres
Mewabahnya virus Corona atau Covid-19 menimbulkan reaksi masyarakat Indonesia. Satu di antaranya panic buying. Lalu apa efeknya, ini kata psikolog.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Mewabahnya virus Corona atau Covid-19 menimbulkan reaksi masyarakat Indonesia.
Bahkan, banyak orang menjadi panik sampai berbondong-bondong memborong masker, hand sanitizer, bahan pokok, hingga rempah-rempah.
Resqita Vadika SPsi MPsi, psikolog RS Adi Husada Surabaya mengatakan, kepanikan dan kecemasan berlebihan malah bisa meningkatkan stres.
• Ayah Tiara Idol Tak Panik Soal Antusiasme Fans di Tengah Wabah Virus Corona, Percaya Kekuatan Doa
"Saat stres, hormon kortisol (hormon yang dihasilkan saat tubuh merasa stress) akan naik. Saat hormon ini naik, imunitas tubuh akan turun," katanya, Kamis (5/3/2020).
Oleh karena itu, Resqita menyarankan masyarakat untuk lebih tenang.
Stres dapat direduksi dengan melakukan beberapa kegiatan, mulai dari berolahraga, mendengarkan musik, sampai melakukan hal yang membuat senang.
• Program Bayi Tabung Irwansyah dan Zaskia Berhasil, Ini Wajah Ceria Keduanya Lihat Embrio/Calon Janin
• Tragedi Pilu Prajurit TNI Gugur Diinjak Gajah, Nyawa Hilang Setelah Lari, Penyebab Serangan Terkuak
"Selain itu, jangan lupa untuk tetap berpikir secara rasional," imbuhnya.
Kecemasan dan kepanikan tersebut, ia melanjutkan, terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat mengenai virus Corona.
"Masyarakat banyak yang belum tahu pasti membuat orang takut sampai menimbulkan panic buying seperti saat ini," ungkapnya.
• 9 Pasien Pengawasan Virus Corona Diisolasi, Lihat Update, Kabar Baru 2 WNI yang Positif: Masih Batuk
Lebih lanjut, ia berpendapat fenomena ini diperparah dengan sifat latah masyarakat.
Mereka mengikuti perilaku orang lain.
"Pemberitahuan di China yang mengatakan beribu orang meninggal akibat virus ini juga membuatnya menjadi lebih menyeramkan," katanya.
• 10 Pola Hidup Orang Asia dalam Melawan Virus Corona Disoroti Media Asing, Bersiap hingga Transparan
Padahal, lanjut Resqita, jika mencari tahu lebih dalam terkait virus Corona, masyarakat bisa lebih tenang dan tetap berhati-hati.
"Corona bisa dicegah. Virus ini dapat dihindari seperti dengan rajin mencuci tangan, makan sehat, minum suplemen, serta tidak mendekati orang yang terinfeksi virus tersebut," ungkapnya.
Masyarakat, lanjutnya, bisa mencari tahu mengenai apa itu virus Corona, pencegahannya, sampai seberapa besar resikonya.
Kepanikan dan kecemasan, kata Resqita, tidak boleh berangsur lama.

2 Cara cegah penyebaran virus Corona menurut peneliti Unair
Penyebaran virus Corona yang masif menyebabkan kekhawatiran bagi masyarakat Indonesia, tak terkecuali Surabaya.
Namun, para dokter dan ahli mengimbau pada masyarakat untuk tidak panik pada situasi tersebut.
Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Dr Chairul Anwar Nidom mengatakan, ada dua cara untuk mencegah penyebaran virus Corona di Surabaya.
• PMI Jatim Cabut Surat Edaran 65 Orang Diduga Kena Corona, Akui Kesalahan, Minta Masyarakat Tak Panik
"Untuk membasmi virus dan mencegah penyebarannya semakin luas, ada dua cara. Pertama dengan mengendalikan efek dari infeksi virus dan yang kedua membasmi virusnya," jelas Prof Nidom saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin (2/3/2020).
Prof Nidom menuturkan, cara pertama yang dapat dilakukan warga Surabaya untuk mengendalikan efek dari infeksi adalah meningkatkan daya tahan tubuh.
Untuk itu, mengonsumsi makanan sehat dan seimbang akan semakin baik.
• Klarifikasi PMI Jatim Soal Surat 65 Warga Jatim Kena Virus Corona, Akui Salah Suspect Bikin Heboh
Prof Nidom juga menjelaskan, mengendalikan infeksi virus tidaklah sulit.
Mengingat penemuannya soal khasiat empon-empon untuk penangkal virus Corona.
"Masyarakat Indonesia sudah terbiasa mengonsumsi empon-empon dalam makanan sehari-hari. Nah empon-empon ini mengandung curcumin yang sangat baik untuk mencegah infeksi virus menyebar," paparnya.

Curcumin yang ada di dalam empon-empon, lanjut Prof Nidom, akan menghentikan produksi sitokin akibat infeksi virus.
Sitokin ini yang menyebabkan pengerusakan sel dalam tubuh.
"Sebenarnya yang menyebabkan kematian itu bukan virusnya. Tapi virus itu memicu produksi sitokin yang kemudian merusak jaringan sel lain secara terus menerus atau biasa disebut badai sitoki," paparnya.
• VIRAL Surat PMI Sebut 65 Warga Jatim Terkena Corona, Khofifah Beri Peringatan, Sebut Diksi Tak Tepat
Konsumsi empon-empon yang mengandung curcumin menurutnya akan berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Jadi meskipun ada virus tetap aman karena produksi sitokin terhenti.
Empon-empon tersebut, Prof Nidom menjelaskan, ada jahe, kunyit, serai, kayu manis, temulawak dan lain sebagainya.
• 2 Jenis Virus Corona Indikasi Covid-19 Bermutasi Diidentifikasi Ilmuwan, Apa Bahayanya Bagi Manusia?
"Namun kandungan curcumin tertinggi ada di jahe dan kunyit," ujarnya.
Cara kedua untuk mencegah penyebaran virus menurut Prof Nidom dapat dilakukan dengan membasmi potensi virus yang ada, terutama di tempat umum.
"Untuk membasmi virus, dapat dilakukan dengan semprotan di tempat-tempat umum seperti bandara. Jadi pencegahannya dengan memberikan semprot alkohol atau sabun," ujarnya.
Dengan dua langkah tersebut, Prof Nidom berharap penyebaran virus Corona tidak semakin meluas. (Melia Luthfi Husnika)
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti
Editor: Arie Noer Rachmawati