dr Corona Rintawan, Pimpin Muhammadiyah Convid-19 Command Center Tangani Virus Corona
Tim Muhammadiyah Convid-19 Command Center yang secara khusus dibentuk oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk menangani virus Corona
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Tim Muhammadiyah Convid-19 Command Center yang secara khusus dibentuk oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk menangani virus Corona mulai bergerak menjalankan tugasnya.
Pemimpin Muhammadiyah Convid-19 Command Center, dr Corona Rintawan, mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan konsolidasi dengan seluruh sumberdaya yang dimiliki Muhammadiyah, khususnya yang bergerak di bidang kesehatan.
"Kita sedang mengumpulkan semua data terkait sumber daya yang Muhammadiyqh miliki, baik di 20 Rumah Sakit Muhammadiyah yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan Convid-19, maupun yang lain," kata dr Corona di Kantor Pompinan Daerah (PD) Muhammadiyah Lamongan, Minggu (8/3/2020).
Pihaknya akan mengumpulkan seluruh Organisasi Otonom (Ortom) untuk menyamakan visi dalam penanganan virus Corona, mulai dari pusat hingga ke tingkat daerah.
"Jadi besok pagi kita akan kumpulkan semua Ortom," katanya kepada Tribunjatim.com.
• Biodata-Profil Putu Ayu Saraswati, Runner Up 1 Puteri Indonesia 2020 Asal Bali, Lulusan Kedokteran
• Jangan Panik Menanggapi Kabar tentang Corona, Ini Pesan Kapolresta Sidoarjo
• Penjual Jamu di Surabaya: Pembeli Banyak Yang Membeli Kunyit Asem dan Jahe Susu
Kemudian siangnya dilanjutkan pertemuan dengan 20 direksi Rumah Sakit Muhammadiyah. Dan pada Selasa akan ada presscon di PP Muhammadiyah, untuk menjelaskan peranan Muhammadiyah dalam konteks penanganan Convid-19 ini.
dr Corona mengatakan, tim Muhammadiyah Cinvid-19 Command Center tidak hanya bertugas untuk menangani potensi wabah virus Corona, juga memberikan edukasi kepada masyarakat seperti, tata cara isolasi.
Lebih dari itu memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa konteks isolasi itu bukan dikucilkan dan mempermalukan.
Tapi, katanya, itu adalah prosedur biasa dalam penanganan, sehingga penderita tetap bisa berkehidupan di lingkungannya yang terdampak, sampai masanya selesai dan penyakitnya bisa ditangani.( hanif manshuri/Tribunjatim.com)