Kata Psikolog soal Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun, Sebut 4 Kondisi yang Bercampur dalam Diri Pelaku
Ahli psikologi menyoroti kasus siswi SMP bunuh bocah 6 tahun di Jakarta, sebut ada empat kondisi yang bercampur dalam diri pelaku.
TRIBUNJATIM.COM - Ahli psikologi menyoroti kasus siswi SMP bunuh bocah 6 tahun di Jakarta.
Diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan yang dilakukan seorang remaja berusia 15 tahun berinisial NF menjadi sorotan publik.
Ia tega membunuh tetangganya sendiri, seorang bocah berusia 6 tahun berinisial APA.
Pelaku menenggelamkan tubuh APA ke dalam bak mandi hingga kehabisan napas.
• Makna Tulisan Tangan Siswa SMP Bunuh Anak 6 Tahun, Arti Kata Ayah Disoroti, Terselubung & Mendalam
• 13 Coretan Misterius Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun, Penuh Gambar Wanita Bersedih & Diikat Tali?
Setelah itu, NF mencekik leher APA tanpa ampun hingga meninggal dunia.
Selanjutnya mayat APA disimpan oleh NF di dalam lemari pakaiannya.
Rupanya motif NF menghabisi nyawa APA terinspirasi dari film yang ia tonton, yakni Chucky dan Slender Man.

Psikolog forensik dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Reza Indragiri Amriel turut menanggapi kasus tersebut.
Kepada Tribunnews.com (grup TribunJatim.com), Reza mengaku belum mengetahui kondisi psikologis pelaku sebab hasil pemeriksaan dari pihak kepolisian pun belum diumumkan.
Namun menurutnya, kondisi psikologis pelaku sangat perlu diperiksa dengan saksama.
"Saya belum tahu kondisi psikologis anak tersebut. Harus diperiksa seksama," jelas Reza kepada Tribunnews.com pada Minggu (8/3/2020).

Reza berpendapat, jika ekspos kasus yang berlebihan bisa memberikan stigma kepada pelaku.
Namun kasus yang sedang ramai ini juga tak baik jika dibiarkan, karena menurut Reza, menyangkut kepentingan publik.
"Jangan sampai ekspos kasus menstigma si anak (pelaku NF)."
"Tapi juga tak elok jika kasus ini dibiarkan luput dari perhatian masyarakat."
"Karena ini boleh jadi menyangkut kepentingan bahkan keamanan publik," ungkap Reza melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com (grup TribunJatim.com).
Reza juga menyoroti ekspos kasus yang diungkap tidak melampaui batas, terlebih mengelukan perilaku ekstrem dari pelaku.
"Saya juga berharap sekali ekspos kasus ini tidak berekses pada munculnya sikap mengelu-elukan si anak-pelaku karena perilaku ekstremnya," tutur Reza.
Rupanya, hal tersebut bisa menimbulkan kekhawatiran lain, termasuk menginspirasi anak-anak lain.
"Tidak hanya pengakuan semacam itu yang diinginkan anak (pelaku NF -red), tapi juga dikhawatirkan menginspirasi anak-anak lain."
"Yang (harus diakui) saat-saat ini nampak lebih gampang 'meledak' ketimbang generasi sebelumnya," jelas Reza.
• Pengakuan Siswi SMP Seusai Bunuh Bocah 6 Tahun, Hobi Nonton Film Horor dan Kekerasan, Saya Puas
Kondisi 'kejiwaan' pelaku NF
Lebih lanjut, Reza membeberkan kondisi yang bercampur dalam diri pelaku NF.
"Terdapat empat kondisi yang bercampur pada diri anak dengan kelakuan sedemikian rupa."
"Ialah impulsivity, aggression, manipulativeness, dan defiant," jelas Reza.
"Keempatnya menghadirkan tantangan ekstra bagi teman-teman penyidik," tambahnya.
Sementara itu, keempat kondisi yang dialami pelaku NF, menurut Reza bisa menimbulkan 'gejolak' tersendiri.
Di antaranya, jawaban yang dilontarkan, kesantunannya, dan taat mengikuti aturan.
"Apakah jawaban anak-pelaku adalah benar-benar nyata atau fabrikasi belaka?"
"Kelak, dengan segala kesantunannya (antara lain, dia datang sendiri ke kantor polisi), apakah anak semacam itu memang menyesal? atau justru sedang mengikuti aturan agar nantinya bisa dia manfaatkan?"
"Andai dia bertindak positif di depan konselor, apakah dia sesungguhnya sedang mempelajari suatu siasat tertentu bahkan tanpa disadari konselornya?" pungkasnya.
• Bisikan yang Didapat Baim Wong sehingga Tak Menangis Ibunya Meninggal Dunia: Tabungan Akhirat, Siap?
• Tiara Juara 2 Indonesian Idol, KPU RI Langsung Beri Sorotan Tajam Jelang Pilkada Jember: Tercatat
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Psikolog Soroti Aksi ABG Bunuh Bocah 6 Tahun: Jika Terlalu Diekspos, Khawatir Anak Lain Terinspirasi