Kronologi Bocah 6 Tahun Dibunuh Siswi SMP Versi Ibu Korban, Ungkap Teriakan Terakhir Sang Anak
Ibu korban pembunuhan siswi SMP di Sawah Besar Jakarta ceritakan detik-detik terakhir anaknya sebelum dibunuh.
Pada pukul 17.00 WIB setelah mengantar makanan, Ratna pun kembali ke rumah pelaku menanyakan soal keberadaan anaknya.
"Saya cari anak saya dulu, saya tanya ke ibu pelaku, katanya nggak ada, karena tadi katanya mandi, ibu pelaku bilang gitu. Mandi atau main air gitu, saya juga kurang tahu, bajunya basah tapi anaknya udah keluar katanya, udah pulang," papar Ratna.
Kemudian ia pun mencari anaknya ke rumah dan rumah ibunya, juga ke rumah tetangga tempat anaknya biasa main.
"Sampai pukul 18.00 WIB, maghrib, tetap nggak ada, saya telepon ayahnya, lalu pulang mencari sampai tetangga ikut mencari sampai pukul 02.00 WIB dini hari masih belum ketemu," tuturnya.
Bahkan keesokan harinya, pada Jumat (6/3/2020) pagi, dirinya masih berusaha mencari keberadaan sang anak.
"Saya sempat cari keliling ke luar, saya takut dia ngikut ondel-ondel atau topeng monyet gitu, jadi saya keliling mencari," ujar Ratna.

Tak sangka, pada pukul 10.00 WIB, rumah pelaku sudah dikerubungi oleh polisi.
"Setelah dari situ sekitar pukul 10.00 WIB, polisi sudah datang ke tempat pelaku, sudah ramai di sana," jelasnya.
Karni Ilyas pun kemudian menanyakan apakah tidak ada tanda-tanda keberadaan korban di rumah pelaku.
Rupanya, Ratna sempat melihat sandal anaknya yang masih ada di rumah pelaku.
Namun, ia sama sekali tak menaruh rasa curiga sama sekali.
"Memang sandal ada, anak saya memang gitu suka ninggalin sendal di situ ntar dia ambil lagi di rumah. Pikiran saya itu udah biasa aja, jadi saya nggak punya pikiran negatif atau gimana saya rumah itu. Jadi saya pikir dia main atau ke mana gitu," katanya lagi.
• Kenakalan Siswi SMP Pembunuh Bocah Pernah Diadukan Ibu Tiri ke Ibu Kandung, Tetangga: Suka Susah
Saat polisi sudah ramai di rumah pelaku, Ratna pun mengaku belum tahu soal kondisi anaknya.
Namun entah kenapa, Ratna ini selalu berdoa dan meyakinkan diri bahwa anaknya, APA masih dalam keadaan hidup.
Hal tersebut karena Ratna masih berpikir bahwa anaknya dikira diculik atau ikut ondel-ondel.