Berita Viral
VIRAL Rumah Dekat Kandang 32 Buaya di Kalimantan, Dindingnya Miris, Warga Ketakutan: Itu Bisa Keluar
Penampakan rumah warga di Kalimantan Timur menjadi perbincangan. Bagaimana tidak, rumah warga itu berada di dekat kandang buaya.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Penampakan rumah warga di Kalimantan Timur menjadi perbincangan.
Bagaimana tidak, rumah warga itu berada di dekat kandang buaya.
Bukan tanpa alasan, warga bernama Muhammad Irsani itu memang memelihara 32 ekor buaya.
Warga Kelurahan Sambaliung, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur memelihara buaya di belakang rumahnya.
• Gaya Hidup Baru Mantan TKW Blitar yang Dinikahi Bule, Masih Nikmati Makanan Ndeso’, Lihat Videonya!

• Emosi Jahat Kakek Jember Dihina Menantu Numpang Hidup, Sakit Hati Berujung Cekikan Saat Tidur
Dinding Kandang Rapuh, Warga Ketakutan
Saat pertama kali memelihara reptil itu pada 1998, Irsani membuat kandang berukuran 20x30 meter yang dipagari kayu ulin berlapis seng bekas.
Dilansir dari Kompas.com (grup TribunJatim.com), kini pagar itu mulai rapuh dan membuat warga sekitar khawatir.
"Warga takut suatu ketika pagarnya bocor karena lapuk, buaya-buaya itu bisa keluar,” ungkap Ansari, Ketua RT 03 Kelurahan Sambaliung, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/3/2020).
• Curhat Mantan TKW Blitar setelah Viral, Kuak Reaksi Suami Bulenya, Malukah Punya Istri Mantan ART?
Anshari mengatakan, lokasi penangkaran berada di kawasan padat permukiman.
Selain itu, dekat kandang buaya jadi lokasi anak-anak bermain.
Warga takut keberadaan buaya bakal memakan korban.
Namun sejauh ini kasus demikian belum terjadi.
• VIRAL Cowok Pergoki Pacar Selingkuh di Jalan, Si Cewek Tak Terima, Bela Diri & Sebar DM IG, Kasar

• Kabar Lidya Pratiwi, Artis yang Dipenjara 14 Tahun karena Bunuh Kekasih, Kini Mualaf, Sikap Berubah?
Bau Menyengat
Selain bahaya keselamatan, warga juga mengeluh bau kandang buaya yang menyengat saat hujan.
“Banyak ayam-ayam milik warga yang masuk kandang itu langsung dimakan buaya. Kami khawatir anak-anak main terus lompat pagar," terang Ansari.
Semakin banyak warga yang khawatir membuat Ansari berdiskusi dengan pemilik penangkaran buaya itu dan meminta agar dipindah.
Saat itu pemilik menyetujui usulan tersebut.
Mereka kemudian meminta bantuan dari Pemerintah Kabupaten Berau untuk pemindahan hewan melata itu dari Kelurahan Sambaliung.
Pemilik puluhan buaya itu diberi kompensasi oleh pemerintah daerah sebanyak Rp 350 juta untuk biaya pemindahan.
“Uang itu nanti digalang oleh Pemda Berau dari perusahaan-perusahaan swasta yang beroperasi di Berau,” kata Ansari.
• Abash Capek Ditanya Identitas Aslinya Wanita, Catut Kekasih: Lihat Lucinta Luna Bentuknya Bagaimana?

• Asmara Tragis Gadis Banyuwangi, Akhiri Hidup saat Kerja di Bali, Ucapan Terakhir Dikuak Satpam Cafe
Sekali makan Rp 500.000
Setiap kali memberi makan buaya, kata Ansari, pemilik bisa mengeluarkan biaya sekitar Rp 500.000 untuk membeli puluhan ekor daging ayam.
“Biasanya dua hari sekali makan. Pak Irsani sudah langganan sama orang yang antar makanan buaya,” ungkap Ansari.
Sang pemilik penangkaran itu sebenarnya mengaku sudah tidak sanggup lagi mengurus buaya-buayanya dan berharap pemerintah mengambil alih. “Jadi sejalan saja. Pemilik juga menginginkan agar buaya tersebut dipindah,” terang Ansari.
• Taktik Licik Guru di Surabaya Perdayai 8 Anak Tetangga, Pakai Dokter-dokteran hingga Ngaku Kasihan
Awalnya, pemilik menginginkan agar buaya tersebut dilepasliarkan.
Namun pertimbangan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah I Berau perlu ada kajian khusus mengenai lokasi pelepasliaran, kesehatan satwa dan keamanan warga.
“Jadi untuk sementara kami titipkan dulu di penangkaran buaya Balikpapan. Rencana Minggu ketiga Maret kami evakuasi,” ungkap Kasi Konservasi Wilayah I, BKSDA Kaltim wilayah Berau, Dheny Mardiono saat dihubungi Kompas.com.
Dheny mengatakan saat ini sedang mempersiapkan kandang untuk proses evakuasi 32 ekor buaya tersebut.
• Siapa Sosok Gadis Indigo yang Selamatkan Nyawa Wali Kota Risma dari Bahaya? Terjadi Saat Magrib
(Kompas.com/Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton)