Virus Corona di Jawa Timur
Besuk Tahanan Polda Jatim Kini Hanya Boleh Lewat Video Call, Upaya Putus Mata Rantai Virus Corona
Ditrektorat Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti) Polda Jatim mulai menerapkan besuk tahanan via video call, cegah mata rantai penularan virus Corona.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ditrektorat Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti) Polda Jatim mulai menerapkan mekanisme kunjungan tahanan dengan fitur video call aplikasi android Sistem Manajemen Tahanan dan Barang Bukti (Simatahati).
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengungkapkan, sistem besuk tahanan via video call diberlakukan guna mencegah mata rantai penularan virus Corona (Covid-19) yang sedang mewabah di Indonesia.
"Kami tetap memberikan hak tersangka sesuai undang-undang (UU) mengenai jam kunjungan," katanya di Gedung Tahanan Mapolda Jatim, Jumat (20/3/2020).
• Tragedi Makan Malam Berujung Maut, 1 Keluarga Kena Virus Corona, Ibu & 2 Anak Tewas, Lainnya Kritis
• Amarah Soekarno ke Cakrabirawa, Bermula dari Terbongkarnya Sosok Gadis Cantik Amerika di Istana
Pemberlakukan mekanisme baru besuk tahanan via video call ini dimulai sejak Kamis (19/3/2020) kemarin.
Trunoyudo belum bisa memastikan, bakal berhenti kapan. Pihaknya akan tetap linear dengan kebijakan pemerintah pusat hingga daerah, mengenai pencegahan wabah.
"Berlaku sampai waktu tertentu sampai nanti dianggap aman dan sudah tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan," pungkasnya.
• Jalan Tol Rawan Kecelakaan, Pengemudi Dituntut Waspada: Jaga Fisik hingga Cek Kondisi Unit

• Akal Bulus Pria Blitar Nikmati Sabu, Parkir Truk di Jalan Pura-pura Mogok, Grogi Saat Polisi Datang
Kendati demikian, ungkap Trunoyudo, penerapan video call tersebut dirasa efektif.
Pasalnya, pihak Dittahti Polda Jatim sudah menerapkan sistem aplikasi tersebut, jauh sebelum adanya wabah pagebluk tersebut.
Sementara itu, Direktur Dittahti Polda Jatim AKBP Sutrisno mengaku tak menyangka, aplikasi yang sudah dibuat sejak November 2019 silam, begitu terasa manfaatnya ditengah wabah pagebluk yang gegerkan masyarakat di Indonesia.
"Dan saya tidak menyangka adanya wabah penyakit ini, ternyata sangat berfungsi," ujar Sutrisno.
Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Heftys Suud