Lipsus Kecelakaan di Jalan Tol Meningkat
Angka Kecelakaan di Tol Jatim Meningkat 3 Tahun Terakhir, Penyebabnya Sering Disepelekan: Ngantuk
Data yang dihimpun Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim menunjukkan kecelakaan lalu lintas di ruas jalan tol Jatim meningkat.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di ruas jalan tol Jatim meningkat, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Pernyataan tersebut berdasarkan data yang dihimpun Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim.
Kurun waktu 2017-2019, tercatat kenaikan jumlah laka lantas yang signifikan. Pun diikuti dengan jumlah korban meninggal dunia, luka berat ataupun luka ringan.
Dari 2017 ke 2018 terpantau kenaikan jumlah kasus sekira delapan persen, dengan rincian 65 kasus di tahun 2017, meningkat menjadi 70 kasus di tahun 2018.
• Tragedi Makan Malam Berujung Maut, 1 Keluarga Kena Virus Corona, Ibu & 2 Anak Tewas, Lainnya Kritis
• Bocor Chat Putri Hotman Paris & Driver Ojol, Aksi Felicia Dipuji Setinggi Langit, Si Ayah: Lakukan
Jangan dikira angka jumlah kasus itu turun di tahun berikutnya. Justru sebaliknya, jumlah kasus laka lantas di ruas tol makin meningkat menjadi 194 kasus, di tahun 2019.
Persentase kenaikan jumlah kasusnya nyaris dua kali lipat dari angka sebelumnya, yakni 177 persen.
Kemudian, catatan mengenai jumlah korban laka lantas jalan tol di Jatim. Di tahun 2017, tercatat 81 orang menjadi korban. Diantaranya, 31 korban tewas, tiga korban luka berat, dan 47 korban luka ringan.
Kemudian, di tahun 2018 angkanya meningkat menjadi 168 korban. Diantaranya, 23 korban tewas, 13 korban luka berat dan 132 korban luka ringan.
• TERKUAK Alasan Nelayan Tulungaggug Jual Lumba-lumba: Gak Sengaja Terjaring saat Cari Tongkol
• Waspada Covid-19, Umat Katolik dan Kristen Surabaya Diminta Tidak ke Gereja: Kebaktian di Rumah
Lalu, angkanya kembali meningkat drastis di tahun 2019 menjadi 563 korban. Diantaranya, 96 korban tewas, 19 korban luka berat, dan 448 korban luka ringan.
Sementara itu, berdasarkan data Satuan PJR Ditlantas Polda Jatim yang dihimpun pada dua bulan pertama; Januari hingga Februari 2020, tercatat 192 kasus laka lantas terjadi di sejumlah ruas tol yang masuk kawasan patroli empat unit satuan PJR.
Meninjau data tersebut, ternyata tren penyebab kecelakaan didominasi oleh faktor manusia, yakni pengemudi yang mengantuk.
Menurut Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim AKBP Adhitya Panji, kondisi tubuh lelah yang dipastikan memicu rasa kantuk, acap disepelekan pengemudi.
• Surabaya & Malang Zona Merah Corona, Polda Jatim Terjunkan Tim Khusus: Baca Arah Potensi Persebaran
Apalagi sebagian besar ruas jalan tol di Jatim memiliki karakter jalan lurus, justru makin membuat pengemudi berani memaksakan diri untuk tetap melanjutkan perjalanan, meski kondisi tubuh letih, dengan alasan 'tanggung sebentar lagi sampai tujuan'.
"Itupun kebanyakan orang (pengendara) dari Jateng dan Jabar yang masuk ke Jatim itu tanggung untuk berhenti," katanya, Sabtu (21/3/2020).
Jauh ataupun dekat jarak tempuh pengendara, lanjut Adhitya, seyogyanya pengemudi mengatur secara berkala waktu istirahatnya.
Sejumlah rest area yang tersebar di seluruh ruas jalan tol di Jatim bisa dimanfaat pengemudi.
"Maka istirahat dulu di rest area sebentar, beli kopi, olahraga ringan, istirahat, baru jalan lagi. Karena mengantuk, obatnya ya tidur," tuturnya.
Fase tubuh mengantuk terkadang sulit disadari oleh pengemudi saat berkendara.
Biasanya, ungkap Adhitya, pengemudi baru merasa kapok dan menyadari jikalau upayanya memaksakan berkendara dalam keadaan mengantuk, adalah keputusan salah; ketika insiden laka lantas benar-benar menimpanya.
"Semuanya tergantung individu masing-masing. Yang tahu diri mereka sendiri. Kondisi badan tidak bisa dibohongi," pungkasnya.
Penulis: Luhur Pambudi
Edito: Heftys Suud