Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

FAKTA Seseorang Bisa Tak Sadar Jadi Carrier Virus Corona, 5 Hal Soal Infeksi Covid-19 Tanpa Gejala

Inilah fakta sebenarnya tentang penyebaran virus corona yang bisa dilakukan oleh orang yang tak terinfeksi sekalipun.

Penulis: Ignatia | Editor: Januar
Kompas.com
Ilustrasi penyebaran virus corona oleh orang-orang 

Para ahli masih mencoba untuk mencari tahu sejauh mana orang-orang yang terinfeksi dalam kategori ini berkontribusi dalam penyebaran virus.
Pada Minggu (22/3/2020), SCMP melaporkan, sepertiga dari pasien positif virus corona di China baru menunjukkan gejala setelah dikonfirmasi positif.

Sebelumnya, mereka tidak merasakan gejala sama sekali.

Kasus asimptomik atau tanpa gejala ditemukan di antara orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien positif, klaster, dan melalui pelacakan kontak.

Beberapa ahli memperingatkan bahwa pasien tanpa gejala dapat membuat rute transmisi baru setelah penguncian diredakan.

"Ini memprihatinkan, mengingat banyak negara belum menerapkan tingkat pengujian komunitas yang cukup luas," kata Adam Kamradt-Scott, seorang spesialis kesehatan masyarakat di University of Sydney, dilansir dari Reuters.

3 Strategi Ampuh Lawan Corona Versi China, Negara yang Jadi Harapan Dunia, Indonesia Harus Pelajari

2.     Tidak Tunjukkan Gejala Sama Sekali Selama Perawatan

Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan Jung Eun-Kyeong mengungkap indikasi berbeda yang ia temukan.

Sekitar 20 persen dari pasien positif virus corona di Korea Selatan tidak menunjukkan gejala sama sekali selama menjalani perawatan di rumah sakit.

Melansir Bloomberg, di Islandia, menurut Kepala Ahli Epidemiologi Thorolfur Gudnason, separuh dari jumlah pasien positif tidak memiliki gejala.

Satu analisis dari wabah kapal pesiar Diamond Princess menunjukkan, 33 dari 104 penumpang yang terinfeksi tetap tanpa gejala bahkan setelah rata-rata 10 hari pengamatan di rumah sakit.

Wabah virus Corona.
Wabah virus Corona. (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

3.     Screening Bandara Tidak Efektif

Yale Scool of Public Health menyebutkan, keberadaan pasien asimptomik mengindikasikan bahwa screening di bandara dan tempat masuk lainnya tak cukup efektif.

"Gambaran nyata hanya akan terungkap ketika kami memiliki tes serologis untuk mengetahui siapa yang telah terinfeksi," kata Ian Henderson, Direktur Institute for Molecular Bioscience di Queensland University.

Sejauh ini, screening di bandara masih menjadi andalan utama bagi banyak negara untuk mendeteksi penumpang yang mungkin telah terpapar virus corona.

Singapura kini mulai sadar akan hal itu dan memperketat tes masuk di bandaranya.

Tim medis bersiap melakukan sterilisasi saat simulasi penanganan wabah virus Corona (nCoV) di Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/1/2020).
Tim medis bersiap melakukan sterilisasi saat simulasi penanganan wabah virus Corona (nCoV) di Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/1/2020). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Halaman
123
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved