Virus Corona di Jawa Timur
Polres Tulungagung Merazia Tempat Makan dan Café , Diminta Tidak Melayani Makan di Tempat
Tim gabungan TNI, Polisi dan Satpol PP Kabupaten Tulungagung melakukan razia bersama ke tempat makan dan café, Rabu (25/3/2020) malam.
Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Tim gabungan TNI, Polisi dan Satpol PP Kabupaten Tulungagung melakukan razia bersama ke tempat makan dan café, Rabu (25/3/2020) malam.
Razia yang dibagi dalam dua tim menyasar seluruh wilayah, yang selama ini diketahui sering dijadikan tempat nongkrong.
Kepada pengunjung yang sedang pesan makanan, polisi meminta agar makanannya dibungkus dan dibawa pulang.
Demikian pula pengelola tempat makan atau café, diminta untuk tidak melayani makan di tempat.
Semua pesanan diusahakan untuk dibungkus dan dimakan di rumah.
Selain itu polisi juga memasang maklumat Kapolri, tentang larangan berkumpul selama mewabahnya virus corona.
Bukan itu saja, polisi juga membawa alat semprot desinfektan, dan menyemprot bangku dan meja yang biasa dipakai konsumen.
“Selain “take away”, pelanggan yang datang juga harus diatur jaraknya agar tidak terjadi kontak,” terang Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia.
• Efek Corona, Hotel dan Restoran Sepi, BPC PHRI Mojokerto Minta Ada Kebijakan Penundaan Pajak
• MUI Jatim Imbau Masjid Tidak Menyelenggarakan Salat Jumat, Tekan Potensi Penularan Covid-19
• Jokowi Larang Menteri ke Solo, Mahfud MD Sempat Jadi Koordinator, Tiket Tjahjo Kumolo Hangus
Razia tempat makan dan café serta warung kopi ini sudah efektif dilaksanakan selama tiga hari belakangan.
Hasilnya banyak warung kopi yang menjadi tempat favorit nongkrong, kini menjadi sepi bahkan tutup.
Salah satunya adalah deretan warung kopi yang ada di sebelah barat kali Ngrowo Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Tulungagung.
Namun diakui Pandia, yang cukup sulit adalah pusat perbelanjaan.
Sebab masyarakat butuh mengakses kebutuhan bahan pokok untuk konsumsi.
“Pusat perbelanjaan bisa menyediakan hand sanitizer, tempat cuci tangan, atau bahkan bilik sterilisasi,” ujar EG Pandia.
Sejumlah acara hajatan warga juga dipastikan batal karena larangan berkumpul selama wabah virus corona.
Namun yang paling mengkhawatirkan adalah para pekerja migran yang akan mudik menjelang idul fitri, Mei mendatang.
Diperkirakan akan ada 12.000 hingga 14.000 pekerja migran yang pulang kampung ke Tulungagung.
Sebelumnya telah terjadi gelombang kepulangan TKI dari Malaysia, setelah negara itu melakukan lockdown.
Para pekerja migran tidak bisa bekerja selama masa lockdown, sehingga memilih pulang ke Indonesia.
Karena itu Kapolres memerintahkan semua Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) untuk memantau pekerja migran yang mudik ke desa-desa.
“Sudah ada grup WA (Whatsapp), untuk update pentauan TKI di desa tempatnya masing-masing,” pungkas EG Pandia. (David Yohanes/Tribunjatim)