Virus Corona
3 Cara Mudah Menyampaikan ke Anak Soal Wabah Corona, Orang Tua Tak Perlu Bingung, Ini Kata Psikolog
Berikut tips menyampaikan perihal wabah virus Corona atau Covid-19 ke anak-anak menurut psikolog Universitas Ciputra Surabaya
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Perkembangan pandemi Covid-19 atau Corona menjadi perhatian masyarakat.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun perlu mendapatkan informasi tersebut.
Namun, diperlukan cara khusus dalam menyampaikannya.
Jika salah, bukannya waspada, anak-anak malah akan bingung bahkan takut.
• Tips Jaga Bentuk Tubuh Selama di Rumah ala Influencer Vivian, Makan Bergizi dan Coba Olahraga Ringan
Stefani Virlia MPsi Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya menyampaikan, sangat penting orangtua menyampaikan informasi Covid-19 secara ramah kepada anak.
"Supaya mereka juga tahu alasan mereka tidak ke sekolah. Orangtua harus bisa menyampaikan bahwa situasi ini dilakukan agar mereka tetap sehat," ungkap Stefani kepada TribunJatim.com, Jumat (10/4/2020).
Menurutnya, ada tiga hal yang perlu diperhatikan.
Apa saja? Simak pemaparan berikut ini.
• Permintaan Tulus Aurel Hermansyah ke Anang-Krisdayanti Jika Ia Nikah, Sosok Raul Lemos Disinggung
• Tingkah Syahrini Bangun Tengah Malam Demi Puaskan Suami, Mertua Terlibat, Dipuji Reino: The Best!
Pertama, orangtua harus membekali diri dengan pengetahuan yang relevan.
Menurut Stefani, orangtua wajib aktif mencari informasi yang akurat.
"Informasinya harus tepat, jangan sampai memberikan informasi yang salah kepada anak. Orangtua harus berhati-hati dengan informasi yang tersebar di dunia maya," urainya.
Dalam situasi seperti ini, ia melanjutkan, banyak informasi hoaks, apalagi yang beredar media sosial.
• Siasat Hotel di Malang Tetap Bertahan saat Pandemi Corona, Layani Paket Karantina hingga Tebar Promo
Oleh karena itu, sebelum menyampaikan kepada anak, ada baiknya orangtua memeriksa kebenarannya terlebih dahulu.
Kedua, menyampaikan informasi sesuai dengan usia anak.
Beda usia, tentu beda pula cara penyampaiannya.
"Untuk remaja yang sudah bisa berpikir secara abstrak, penyampaiannya bisa lebih mudah. Orangtua bisa menyampaikan mengapa kejadian ini bisa muncul, serta penyebab dan pencegahannya," paparnya.
• Bangkalan Masuk Zona Merah, Pemkab Perkuat Sistem Deteksi Dini Covid-19, Mulai Sarana-Tenaga Medis
Yang perlu diperhatikan, jangan sampai penjelasannya bertele-tele yang malah membuat anak bingung.
"Ajak mereka menjaga kesehatan dan kebersihan seperti rajin mencuci tangan, menggunakan masker, makan makanan bergizi, dan sebagainya," Stefani menerangkan.
Berbeda dengan anak-anak yang masih belum bisa berpikir secara abstrak.
Baiknya, mereka diperlihatkan ilustrasi.
"Cari gambar atau video kartun virus atau kuman yang tidak menyeramkan. Sambil melihat, anak bisa dijelaskan tentang virus tersebut. Sampaikan kalau virus ini ada banyak di luar dan bisa menular dari satu orang ke orang lainnya," ia menguraikan.
Maka dari itu, lanjutnya, anak-anak sebaiknya tidak sering-sering keluar rumah seperti ke mall atau tempat wisata.
• Viral Lagu Milik Bimbo, 7 Musisi Ini Juga Rilis Single Tentang Corona, Ada Rhoma Irama hingga Sabyan
Sampaikan juga kepada mereka untuk menjaga kebersihan dan kesehatan.
"Tidak hanya bercerita, anak-anak juga harus diberi contoh hidup bersih dan sehat, seperti banyak mencuci tangan setelah keluar rumah dan memakai masker. Katakan, hal itu dilakukan agar mereka tidak tertular virus," terangnya.
Ketiga, jangan panik. Agar anak tidak panik dan takut, orangtua harus menyampaikan informasi secara tenang.
"Kalau orangtua menjelaskan dengan rasa cemas dan takut, emosi ini yang akan ditangkap oleh anak. Akhirnya, anak juga malah ikut takut," kata Stefani.
Oleh karena itu, saat menyampaikan, pastikan diri dalam keadaan tenang.
Jika perlu, lakukan kegiatan bersama si anak.
"Ajak anak beraktivitas bersama, misalnya membuat kue bersama atau kegiatan lain yang bisa mengalihkan kecemasan. Ketakutan malah membuat kondisi semakin buruk. Ini juga anak tidak merasa bosan selama belajar di rumah," terangnya.
Penulis: Christine Ayu
Editor: Arie Noer Rachmawati