Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Malang

Sopir Ojol hingga Tukang Becak Isi Diskusi di UIN Mailiki, 'Doa Wong Cilik, Covid-19 Segera Berlalu'

Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) gandeng sopir ojek online hingga tukang becak untuk diskusi terkait Covid-19, Senin (13/4/2020).

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM/SYLVIANITA WIDYAWATI
Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof Dr Abdul Haris (tengah) berdiskusi dengan sopir ojol, angkot, tukang becak dan penjual sate telur di halaman rektorat, Senin (13/4/2020) terkait Covid-19. 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang Prof Dr Abdul Haris mengisi kegiatan paginya dengan berjemur sambil diskusi halaman rektorat.

Topik diskusi Senin (13/4/2020) tentang "Doa Wong Cilik, Covid-19 Segera Berlalu".

Dalam diskusi tersebut, sopir ojek online, pengayuh becak, sopir angkot dan penjual sate telur jadi narasumbernya.

Ada 500 Pasien dan Pengantar Pasien dr Y di Tulungagung yang Akan Menjalani Rapid Test

Sumbangan Kaesang ke Korban Covid-19 Dinyinyir, Anak Presiden Emosi Bahas Logo, Ngegas: Maumu Apa?

Sementara Rektor UIN Maliki bertindak jadi moderator diskusi.

Intinya, mereka berempat selalu mendoakan agar Corona (Covid-19) segera berlalu dari dunia.

Sehingga mereka juga bisa berkegiatan seperti biasa dan tidak mengalami penurunan pendapatan.

Kerok Rustamaji (52), sopir angkot Landungsari-Batu menyatakan dampak virus itu, sehari kadang hanya dapat Rp 20.000.

Pusat Perbelanjaan Surabaya Berlakukan Kawasan Wajib Masker, Ketua APPBI: Mal Bukan Sarang Corona

Laila Mufidah, Wakil Ketua DPRD Surabaya Turun Langsung Serahkan Bantuan

"Saya dapat toleransi dari pemilik angkot untuk tidak memberi setoran. Saya dipinjami angkot agar bisa mendapatkan uang untuk belanja istri di rumah," jawab Kerok dalam diskusi itu.

Hal ini karena kondisi penumpang turun. Apalagi mahasiswa banyak yang libur. Kadang angkotnya juga menerima carteran wisatawab.

Tapi sekarang karena obyek wisata di Kota Batu juga banyak yang tutup, penumpang angkotnya anjlog.

Cerita Hendropriyono Soal Sikap Sintong Panjaitan Saat Kopassus & Dia Terkepung: Saya Benci

"Sebelumnya ya lumayan. Apalagi ada Jatim Park 3," jelas Kerok yang jadi sopir angkot sejak 23 tahun lalu itu.

Biasanya ia masih punya penghasilan Rp 100.000 per hari.

Rutinitas paginya berangkat jam 06.00 WIB usai menyapu rumah dan mengurus burung-burungnya.

Tapi kalau ia kurang enak badan, maka ia tidak ngangkot. Maka dipastikan ia tidak punya penghasilan. Namun tiga anaknya sudah bekerja.

Sedang Alip Wanto, 31, sopir ojol. Ia biasanya mangkal di belakang UIN. Penghasilannya juga menurun. Bapak satu anak ini berharap Corona pergi dari dunia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved