Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Jawa Timur

11 Langkah Penting Menekan Jumlah Pasien Corona Menurut IDI Jatim, Masker Jadi Pelindung Diri

Ketua IDI Jatim memberikan saran untuk menekan pasien Corona agar tidak terus bertambah.

Tech Daily via Intisari
Ilustrasi wabah virus Corona 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Timur, dr Sutrisno, menuturkan, Covid-19 merupakan jenis virus RNA yang penyebarannya lewat droplet.

Kemudian, aerosol, kontak atau sentuhan anggota tubuh, baru lewat darah dan cairan tubuh.

Ada sejumlah langkah penting yang harus diterapkan dengan harapan bisa menurunkan jumlah pasien virus Corona.

Mengingat, sebagian besar Provinsi Jawa Timur telah memasuki zona merah.

UPDATE CORONA di Pasuruan Rabu 15 April, 6 Orang PDP Dipulangkan, Hasil Swabnya Negatif Covid-19

Yakni, batasi mobilitas dan kontak antar manusia, batasi keluar masuk manusia dari satu area ke area lain, perbanyak laboratorium dan fasilitas diagnostik.

Kemudian perkuat rumah sakit dengan ruang isolasi yang standar, obat yang memadai, sediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang cukup dan beri tambahan dukungan pada sistemnya.

Selain itu, saran lain ialah melibatkan rumah sakit swasta untuk bisa merawat di ruang isolasinya, hingga beri support sosial ekonomi bagi yang terdampak.

"Kalau perlu jadikan rumah sakit pemerintah sebagai rumah sakit penanganan Covid-19 atau membuat Rumah Sakit Covid tersendiri. Beri tindakan tegas bagi yang melanggar program social dan physical distancing. Bentuk Tim tracing yang baik agar setiap kasus bisa dirunut secara tuntas," ungkapnya, Selasa siang (14/4/2020).

Saat ini, lanjut dr Sutrisno, kondisi fasilitas diagnostik masih terbatas.

Di Indonesia, terdapat laboratorium utama milik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes).

"Kota Surabaya ada laboratorium milik Unair. Namun, PCR konvensional terbatas kemampuannya. Sehingga perlu ditambah lagi pusat diagnostik PCR nya," ujarnya.

Selain di Surabaya, Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang sebentar lagi juga akan siap mempunyai laboratorium diagnostik.

Nasib Pilu Perawat Saat Ingatkan Satpam Agar Pakai Masker, Sampai Diancam Dibunuh, Lihat Endingnya

"Test cepat molekuler (TCM) merupakan pilihan yang baik. Ini lebih simpel dari PCR konvensional dengan spesifisitas yang cukup baik. Bisa dikerjakan dalam skala luas karena selama ini telah dikerjakan untuk program TBC. Tinggal menyesuaikan catridge nya.

Sedangkan, rapid test bisa menjadi alternatif di level lapangan dengan segala kelebihan dan kekurangannya," imbuhnya.

Soal maraknya masker kain, dr Sutrisno berpendapat, bisa mampu membendung hamburan butiran cairan saat bersin atau batuk.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved