Virus Corona di Lamongan
Pilih Laba Besar di Akhirat, Peternak Ayam Potong di Lamongan Bagikan Ayam Hidup ke Warga Tak Mampu
Harga ayam potong anjlok juga terjadi di Lamongan. Para peternak memilih membagikan ke warga miskin dengan harapan mendapat laba besar di akhirat.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Harga ayam potong anjlok terjadi di mana-mana, termasuk di Lamongan dan ini merugikan banyak peternaknya.
Namun peternak ayam potong Lamongan tidak lantas berputus asa meski sudah merugi hingga ratusan juta rupiah.
Para peternak ayam potong Lamongan pun menemukan cara agar mendapatkan laba berlimpah.
Bagaimana cara dan rahasianya?
Para peternak ini tidak lagi menjual ke tengkulak, namun membagikan ayam potong ke kaum duafa yang membutuhkan dan menjadi korban banjir sejak tiga pekan ini.
• Harga Ayam Potong Turun Drastis Rp 6000/Kg, Peternak di Madiun Bangkrut sampai Beri Gratis ke Warga
• Anjloknya Harga Jual Ayam Potong Usik Polisi Untuk Mengusutnya, Diduga Ada Permainan Distribusi
Laba berlimpah itu mereka dapatkan dengan membagikan secara gratis ratusan ayam mereka kepada warga yang terdampak banjir di Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan, Sabtu (18/4/2020).
Ayam yang dibagikan itu rata - rata bobot timbangannya antara 2-3 kilogram dan siap panen. Jika dijual ke tengkulak hanya laku Rp 7 ribu perkilonya. "Itu jelas rugi besar, " kata salah satu peternak, Hafid Ihya Udin.
Secara materiil dan perhitungan modal rugi besar. Tapi kalau dengan cara disedekahkan kepada masyarakat terdampak, maka dipastikan akan memperoleh untung berlipat ganda.
Jika tetap dipertahankan untuk menunggu harga tinggi juga belum ada kepastian. Sementara biaya operasional tetap mengalur terus dan membengkak.
Biaya pemeliharaan tidak bisa diprediksi lagi besarnya, apalagi di tengah wabah pandemi COVID-19 yang juga belum tahu pasti kapan redahnya.
"Harga pakan tinggi tidak ketulungan, lebih baik kita sedekahkan saja," ungkapnya.
Rugi yang dialami para peternak ayam potong tidak hanya puluhan juta, tapi ratusan juta. Karena untuk merawat ayam hingga usia tiga bulan lebih atau siap panen sudah mencapai ratusan juta.
"Saya ini total rugi hampir Rp 200 juta," keluhnya.
Namun ia yakin penuh dengan cara sedekah ini akan mendapatkan berlimpah kelak di akhirat.
Langkah mulai bersedekah ini juga sebagai bentuk kekecewaan pengusaha peternakan di Lamongan kepada pemerintah.