Virus Corona
Nestapa Pemangkas Rambut Asgar, Ganasnya Corona Buat Tutup Usaha, Gundah Gulana untuk Bertahan Hidup
Bagaimana kabar para seniman rambut di Garut? Mereka tengah gundah-gulana dan nestapa akibat ganasnya penyebaran virus Corona.
Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Mujib Anwar
Artinya, orang-orang Garut telah menekuni profesi ini sebelum berkecamuknya separatisme yang merongrong pemerintahan Soekarno.
Itu sebanya, kenapa tukang pangkas rambut banyak dari Banyuresmi. Di perantauan, mereka mengikatkan diri dengan berbagai perkumpulan seprofesi dan sekampung.
Belakangan, beberapa organisasi pemangkas rambut Asgar terbentuk dengan jumlah anggota yang sangat besar, salah satunya Persaudaraan Pangkas Rambut Garut (PPRG ).
Kini, jumlah pemangkas rambut Asgar diperkirakan mencapai 10.000-15.000 orang, yang tersebar seantero Nusantara. Itulah sekilas eksistensi seniman rambut Asgar yang sudah menjadi trademark.
• Masyarakat Sempat Berdesakan Antre di Lumbung Pangan Jatim, PSI Jatim: Caranya Harus Tepat
• Pemkab Mojokerto Serap Hasil Panen Raya dari Petani untuk Ketahanan Pangan saat Pandemi Covid-19
Nestapa karena Corona

Lantas, bagaimana kabarnya mereka saat ini? Yang pasti kabar kurang menyenangkan dari para pemangkas rambut Asgar tersebut.
Pasalnya, nasib mereka sedang terpangkas secara ekonomi, yang tidak pernah dialami sebelumnya.
Mereka tengah gundah-gulana dan nestapa seperti jutaan pengendara ojek online (ojol) dan pencari nafkah harian lainnya, akibat ganasnya penyebaran virus Corona yang telah menjadi pandemi global.
Usaha pangkas rambut terpaksa tutup karena pelanggan takut tertular Covid-19 yang belum ditemukan vaksinnya.
Maklum, saat mencukur rambut sudah barang tentu terjadi kontak fisik yang dikhawatirkan menjadi media penularan virus Corona.
"Tukang cukur atawa saya sebut dengan istilah seniman rambut khususnya dari Asgar yang berjumlah kurang lebih 15.000 orang tersebar ke berbagai wilayah seluruh Indonesia, terutama yang paling banyak penyebarannya berada di wilayah Jabodetabek, Banten, Cikarang, Bandung, terus sampai ke wilayah Jawa Tengah, dan lainnya," kata Ketua PPRG Irawan Hidayah saat membuka obrolan dengan KONTAN (TribunJatim.com Network ), Minggu (13/4/202).
Dari jumlah itu sekitar 10.000 orang yang masih aktif dan terdata. Menurut Irawan, data tersebut berdasarkan hitungan kasar para seniman rambut yang tersebar di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Garut dan yang sudah berpindah ke luar Garut karena menikah dengan warga di daerah lain.
"Data fix belum kami spesifikan namun yang pasti aktif dan terdata kurang lebih 10.000 orang," terang dia. Adapun pemangkas rambut yang sudah terdaftar resmi di PPRG sebanyak 5.000 orang dan jumlahnya bisa terus bertambah.
• TRAGEDI Pilu Balita Tewas Minum Disinfektan Covid-19, Haus Habis Main & Lihat Bawah Kursi, Pasrah
• Malam Ini, Pemprov Jatim Sosialisasikan Pergub Soal PSBB Untuk Surabaya, Sidoarjo dan Gresik
Berapa rata-rata penghasilan pemangkas rambut Asgar?

Irawan menjelaskan, satu gerai terdiri minimal dua orang dengan pendapatan yang berbeda-beda sesuai tingkatan kelas tempat kerja masing-masing.