Virus Corona di Bangkalan
Anggota DPRD Bangkalan Tolak Isolasi, Beda Hasil Rapid Test Mandiri Vs Satgas, Ngotot Mau Ngantor
Anggota DPRD Bangkalan menolak isolasi lantaran beda hasil rapid test Corona secara mandiri dengan satgas.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN - Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Bangkalan, Mahmudi bersikukuh mempertahankan hasil negatif virus Corona ( Covid-19 ) rapid test yang ia lakukan secara mandiri di RS Siloam Surabaya, Rabu (22/4/2020) malam.
Karena itu, Mahmudi menolak untuk dilakukan karantina atau isolasi di Gedung Balai Diklat sesuai Prosedur Tetap (Protap) Penanganan Covid-19.
"Saya tidak mau, diminta datang ke Balai Diklat untuk isolasi. Saya mau ngantor, silakan tim gugus tugas (Covid-19) temui saya di kantor," ungkap Mahmudi kepada TribunJatim.com, Kamis (23/4/2020).
• UPDATE CORONA di Indonesia Kamis 23 April, Tambahan Kasus 357 Pasien, Tercatat Ada 195.948 ODP
Tim Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan akhirnya menemui Mahmudi di Gedung DPRD setempat untuk mengkonfirmasi atas perbedaan dua hasil rapid test.
Tim terdiri atas Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan Sudiyo, Ketua Satgas Covid-19 RSUD Syamrabu dr Catur Budi, dan Juru Bicara Humas Gugus Tugas Covid-19 Agus Zain.
Seperti diberitakan sebelumnya, Mahmudi yang juga menjabat Ketua DPC Partai Hanura Bangkalan dinyatakan positif terpapar Covid-19 bersama tiga anggota DPRD Bangkalan lainnya.
• Penuhi 2 Syarat untuk Menerima Paket Sembako dan BLT Rp600 Ribu dari Pemerintah, Berlaku Mulai April
• Sikap Tak Biasa Anak Adjie Massaid Dikuak Aaliyah, Keanu Mirip Ayah, Kakak Sampai Kewalahan: Bingung
Itu diketahui berdasarkan hasil rapid test yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan di Gedung DPRD setempat, Rabu (22/4/2020) pada pukul 11.00 WIB.
Karena tidak puas, Mahmudi kemudian melakukan rapid test ulang di RS Siloam Surabaya pada pukul 22.00 WIB. Hasilnya pun dinyatakan negatif.
Ia mengaku heran karena hingga pukul 19.00 WIB dirinya belum juga mendapatkan kabar terkait hasil rapid test yang telah ia jalani di siang hari.
• TRAGEDI Tahlilan Berujung Petaka Penyebaran Corona di Tulungagung, 12 Positif, Klaster Baru Mencuat
Selain itu, Mahmudi mengaku tidak mendapatkan lembaran detil keterangan terkait hasil dari kegiatan rapid test yang dilakukan Dinas Kesehatan Bangkalan.
"Di manapun hasilnya pasti keluar dalam bentuk lembaran, saya tunjukkan hasil lab dari Siloam. Saya tanya yang di sini, apa jawabnya, tidak ada karena dalam waktu 15 menit sudah terhapus, buram," tegasnya.
Selain perbedaan hasil tes, Mahmudi juga mempertanyakan alat rapid test yang digunakan pihak Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan.
• Potret Haru Petugas RSUD Blambangan Banyuwangi Hibur Pasien PDP Corona, Ajak Karaoke Lagu India
Ia berharap Tim Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan bekerja dengan selektif dan baik.
Alat yang dipakai, lanjutnya, harus sesuai rekomendasi WHO dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Saat akan dilakukan rapid test, Mahmudi mengaku ditawari petugas dua buah alat rapid test.
• Tertangkap Pembunuh Wanita yang Tewas di Apartemen Surabaya, Viral di WhatsApp: Pelaku Asal Sampang
Satu alat disebut politisi asal Kecamatan Arosbaya itu, tidak ada dalam daftar 15 alat rapid tes sesuai rekomendasi WHO dan Kemenkes.
"Sedangkan alat satunya merupakan bantuan dari propinsi, termasuk satu dari 15 alat yang direkomendasikan WHO dan Kemenkes," pungkasnya.
Usai pertemuan, Juru Bicara Humas Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan Agus Zain mengungkapkan, pihaknya belum menemui kesepakatan dengan Mahmudi.
"Kami menyarankan agar beliau berkenan melakukan swab di Balai Diklat, agar tidak terjadi kontroversi. Namun Pak Mahmudi dengan haknya bertahan," ungkapnya di hadapan awak media.
• 1 Keluarga Terpapar Covid-19 di Magetan Kabur dari Kos, Tahu Petugas Datang Evakuasi, Bikin Gaduh
Dengan situasi ini, lanjut Agus, Tim Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan akan menggelar rapat internal sekaligus menyampaikan ke Bupati Bangkalan selaku Ketua Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan.
Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 RSUD Syamrabu Bangkalan dr Catur Budi menyatakan, rapid tes merupakan skrining awal untuk mengetahui kadar potensi menuju Covid-19.
"Kalau seorang terkena virus Corona, antibodi dalam tubuh akan merespons dengan munculnya titer antibodi atau kadar," jelasnya.
• Bagaimana Lapor Meter Mandiri PLN saat Pandemi Corona? Ikuti 4 Tahap Ini, Mudah Tak Perlu Khawatir!
Ia memaparkan, jika rapid test dilakukan di awal dengan titer antibodi kurang, maka hasilnya bisa negatif.
"Kalau kena pertama titer antibodi masih kecil. Kadar antibodi akan meningkat perlahan sampai memuncak di hari ke-14," paparnya.
Namun, lanjutnya, hasil negatif tidak bisa memastikan bahwa seseorang itu bukan Corona.
Sebaliknya jika positif, itu tidak juga memastikan seseorang adalah corona.
"Yang memastikan adalah PCR. Ketika rapid test harinya berbeda, maka titer antibodi akan berbeda dan hasil tidak sama," pungkasnya.
Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Arie Noer Rachmawati