Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Indonesia

Kisah Sedih Cipto Tutup Warung Imbas Corona, Banting Stir Jadi Pengrajin Kentongan, Ajak Tetangga

Pria bernama Sucipto Edi Nugroho atau biasa dipanggil Cipto (54) banting stir dengan menjadi pengrajin ketongan dari bambu karena imbas Corona.

Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Januar
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto/Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Pemilik warung makan Sop Pak Cip harus menutup 6 warung miliknya akibat dampak Covid-19. 

Lebih lanjut Cipto menjelaskan, dalam sekali pengerjaan bisa memakai sekitar 6-10 bambu panjang.

"Dalam sekali pengerjaan, bisa pakai 6-10 bambu, dan dengan tiga ros bambu bisa dibikin 2 kentongan," terang Cipto.

Cipto membagi 3 harga kentongan bambu berdasarkan kualitasnya.

"Mulai dari yang paling rendah seharga Rp 15 ribu, menengah Rp 20 ribu dan kualitas paling bagus Rp 25 ribu," ujar Cipto.

Bahkan saking baiknya, Cipto memperkerjakan 7-8 orang yang dipercaya.

"Jika dirasa masih kurang, kita tambah dua orang," jawab Cipto.

Apalagi mereka yang diberi pekerjaan merupakan masyarakat sekitar rumahnya yang tidak punya kegiatan alias pengangguran.

"Siapa saja yang pasti dia sedang tidak mempunyai pekerjaan," tuturnya.

"Agar mereka tidak menganggur dan hitung-hitung melatih mereka dalam bekerja," pungkasnya.

Perjuangan Pilu 1 Keluarga di Gresik Demi Hidup, Imbas PHK karena Corona, Cita-cita Anaknya Pupus

Ahmad Dhani Sedih Kehilangan Sosok Ini, Berjasa di Dewa 19, Suami Mulan Jameela Tulis Ucapan Duka

Penyebaran virus Corona atau Covid-19 semakin meluas di Indonesia.

Hal tersebut berdampak pada melemahnya sektor perekonomian di bidang industri.

Guna mencegah gulung tikar, sejumlah perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Sudah ada ribuan karyawan yang terkena gelombang PHK

Sebagian pekerja juga dirumahkan dengan harapan agar tidak tertular, serta bisa memutus mata rantai virus Corona di Indonesia.

Renaldi Putra (25), salah satu pekerja asal Benowo, Surabaya, yang harus merasakan pahitnya di PHK dari tempat kerjanya di gerai fast food ternama di Indonesia.

Suami dari Khusnul (25) tersebut, bekerja sebagai crew restoran pada tahun 2013, di salah satu cabang gerai fast food di Jalan Ngagel.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved