Kapolda Jatim Baru Irjen Pol M Fadil Imran Ternyata Ayah dari Sosok Ini, 'Anggota DPR RI Termuda'

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Irjen Pol M Fadil Imran menjadi wajah baru institusi Polda Jatim, Jumat (1/5/2020).

Berdasarkan Telegram Kapolri bernomor ST/1377/KEP/2020, ia bakal menggantikan Irjen Pol Luki Hermawan sebagai Kapolda Jatim.

Siapa yang tahu, ternyata Imran memiliki seorang putri yang menjabat sebagai anggota DPR RI termuda.

• Keluguan Anak Dhani Bahas Kesalahan Ibunya Tampil di Publik, Sampai Nangis, Mulan: Bunda Gak Jago

• Dulu Viral Gadis Cantik Nikah seusai 2 Bulan Kenal di IG, Lihat Kabarnya & Suami Kini, Bicara Cobaan

Bagaimana tidak? Sang putri, Farah Puteri Nahlia berhasil memperoleh sebuah kursi sebagai Anggota DPR periode 2019-2024, diusia 23 tahun.

Seperti yang dikutip TribunJatim.com dari wartakota.tribunnews.com, Farah Puteri Nahlia lahir di Semarang, 2 Januari 1996 dari pasangan H. M. Fadil Imran dan Ina Adiati.

Sang ayah adalah seorang Irjen Pol yang lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, yang sempat menjabat sebagai Dirtipid Siber Bareskrim Polri dan Staf Ahli Sosial Budaya (Sahli Sosbud) Kapolri.

• Promo Telkomsel Gratis Kuota hingga 5GB, Cek Daftar Paket Sahur Internet Malam Mulai Rp2 Ribu Saja

• Bawaslu Jatim Temukan Indikasi Tiga Petahana Kampanye Terselubung di Tengah Pandemi Covid-19

Farah Puteri Nahlia menjadi kader Partai Amanat Nasional (PAN) untuk daerah pemilihan Jabar IX, meliputi Kabupaten Garut dan Tasikmalaya.

Hasilnya, Farah menang setelah mengantongi 113.263 suara.

Farah menduduki kursi anggota Komisi I yang membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen.

• Bebas karena Asimilasi, Pria Pasuruan Kumat Curi Motor Lagi di Sebelah Masjid, Lihat Nasibnya Kini

Gelar D3-nya ia peroleh dari University Foundation Programme, David Game College London.

Farah Puteri Nahlia telah menamatkan studi S1 dan S2 di bidang politik dan hubungan internasional di Royal Holloway, University of London.

Rekam jejak Farah dalam dunia hak asasi manusia (HAM) tak bisa dianggap remeh.

Di usianya yang terbilang belia, Farah pernah membantu memulangkan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Subang yang bermasalah di luar negeri, melalui jalur diplomasi.

TKW bernama Ibu Een itu sudah lama tidak digaji dan tidak dapat pulang dari negara tempat dia bekerja meskipun sudah beberapa kali berusaha.

Berkat upaya diplomasi yang diupayakannya dengan BPNTKI, akhirnya keinginan Een untuk pulang dapat terwujud.

Penulis: Luhur Pambudi

Editor: Heftys Suud