Warga Buncitan Hadang Truk
BREAKING NEWS Warga Buncitan Hadang Puluhan Truk Melintas, Sopir Pasrah, Perangkat Desa Turun Tangan
Sejumlah warga Desa Buncitan, Kecamatan Sedati, Sidoarjo menghadang semua truk yang melintas di jalan desa tersebut.
Penulis: M Taufik | Editor: Arie Noer Rachmawati
“Mau bagaimana lagi, kalau tidak boleh melintas. Kami kan hanya mengantarkan atau membawa muatan saja,” jawab Suhartono, seorang sopir yang truknya terhadang dan tidak bisa melintas di Buncitan.
Akibat banyaknya truk yang berteni di jalan karena tidak bisa melintas, jalanan di kawasan itupun menjadi macet.
Ya kendaraan lain yang sejatinya boleh melintas pun terhambat karena ada sejumlah truk tersebut.
Kondisi itu sampai membuat perangkat Desa Buncitan harus turun tangan.
Mereka menggelar audiensi, mempertemukan pihak pengembang perumahan dan perwakilan warga.
• 2 Pasar Tradisional di Surabaya Ditutup 14 Hari, Ada Pasutri Positif Corona, Dagang Dialihkan Online
Membahas persoalan yang terjadi dan mencari jalan keluarnya.
“Truk yang sudah masuk, kami bolehkan melanjutkan perjalanan. Sementara yang belum berangkat, untuk sementara di-stop dulu. Agar tidak menimbulkan kemacetan,” ujar Nurhayati, Kepala Desa Buncitan.
Dalam pertemuan yang digelar di Balai Desa Buncitan, dua orang perwakilan dari dua perusahaan property atau pengembang perumahan di kawasan itu terlihat hadir.
Mereka bertemu dengan perangkat desa dan perwakilan warga.
Hasil pertemuan ini, ada beberapa poin tuntutan warga yang disepakati oleh pihak pengembang. Pertama, jam operasional truk dibatasi mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB.
Kemudian, pengembang juga wajib melakukan penyiraman sepanjang jalan tiga kali sehari untuk mengurangi dampak dari sebaran debu ke rumah warga.
Kesepakatan lain, pengembang juga haru melakukan perbaikan terhadap jalan-jalan yang rusak akibat aktivitas truk tersebut.
Selain itu, pengembang juga memberikan kompensasi atau uang partisipasi untuk warga terdampak sebesar Rp 120 juta.
Dana itu dibagi dua, satu pengembang Rp 40 juta dan satunya Rp 80 juta.
“Pengembang juga sepakat untuk mengurangi jumlah armadanya. Dan pada Hari Raya nanti, semua aktivitas libur H-2 lebaran sampai H+2 Idul Fitri,” lanjut Kepala Desa.