Virus Corona di Surabaya
Banyak Warga Luar Daerah Dirawat di Surabaya, Begini Reaksi Risma Saat Rapat Dengan IDI
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengkritisi banyaknya warga bukan berasal dari Surabaya atau warga luar daerah yang dirawat di Surabaya
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Yoni Iskandar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengkritisi banyaknya warga bukan berasal dari Surabaya atau warga luar daerah yang dirawat di Surabaya lantaran virus Corona atau Covid-19.
Bahkan, dari data yang dia miliki Pemkot Surabaya, ada 50 pasien mencapai 50 persen.
Hal itu disampaikan Risma dalam rapat pertemuan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Jatim di Balai Kota Surabaya, Senin (11/5/2020).
"Kalau hitungan saya, sampai 50 persen. Jadi pasien itu datangnya kadang ke UGD, di RSUD Dr Soewandhie Surabaya itu datangnya ke UGD, di RSUD Dr Soewandhie Surabaya datangnya ke UGD," kata Risma.
Risma mengungkapkan, bila demikian beban Surabaya ini bakal semakin berat.
Sebab, biasanya pasien yang datang biasanya tak datang seorang diri bahkan tak jarang juga membawa serta keluarganya.
• 4 Fakta Nabila Abdul Rahim Bayan, Juri Hafiz Indonesia 2020 & Guru Ngaji Putri Imam Masjid Haram
• Promo Giant Hari Ini 11 Mei 2020 Terbaru, Harga Hemat Daging Giling dan Diskon Minyak Goreng
• Hamil Besar Sekolah Hingga Drama Jajan, Ini 8 Fakta Miris Bocah SD Blitar Melahirkan Bayi dari Paman
Keadaan itu semakin dirasa berat lantaran juga tak ada jaminan apakah keluarga yang dibawa mereka bebas dari virus corona. Hal itu yang ditakutkan Risma, terkait potensi penyebarannya.
"Tentu ini yang membuat berat kami di Surabaya, belum lagi kalau dia bawa keluarga, sedangkan di salah satu keluarganya sudah ada yang positif, sehingga ini berat ke kami," Terang Risma.
Dalam pertemuan itu Risma memang berkali-kali menyampaikan fakta yang terjadi di Surabaya itu.
Bahkan, saat menyampaikan itu, dia nampaknya khawatir betul dengan keadaan yang terjadi itu.
"Kalau dia OTG, dia kemana-mana kan kita juga berat, karena itu, tadi saya sampaikan seperti itu ke Persi sama IDI," ungkapnya.
Beban Surabaya yang banyak memiliki rumah sakit rujukan di Jawa Timur ternyata juga disadari oleh IDI Surabaya dan Persi Jatim.
Ketua IDI Surabaya Brahmana Askandar mengatakan, pihaknya juga bakal melakukan komunikasi dengan rekan-rekannya di daerah agar untuk penanganan yang ringan tidak sampai dirujuk ke Surabaya.
Sebab, di wilayah Jatim sendiri sudah banyak rumah sakit rujukan yang ditunjuk dan dianggap mampu menangani, baik dari segi fasilitas maupun SDMnya.
"Kita berdiskusi dengan temen-teman di daerah mungkin tidak semuanya harus dirujuk ke Surabaya," ungkapnya.