Pasutri Gresik Jadi Korban Gendam di Surabaya, Sadar 'Rumah Kumuh': Motor Terlanjur Dibawa Kabur
Pasutri warga Driyorejo Gresik jadi korban gendam pencurian motor, pelaku bawa lari motor tanpa pakai sandal dan helm: rumah kumuh bikin sadar.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Hefty Suud
Suaminya sempat mencoba mengejar si pelaku. Karena mungkin terlampau jauh, suaminya kehilangan jejak si pelaku.
"Makanya suami langsung ngikuti ternyata kehilangan jejak. Soalnya suami gak fokus, belok kanan apa kiri," terangnya.
Shinta meyakini, si pelaku mengelabuhi suaminya dengan modus gendam.
Pasalnya ia paham betul tabiat sang suami yang terbilang teliti dalam bertransaksi dengan calon pembeli.
Dan ia menduga modus kejahatan itu telah dilancarkan si pelaku sejak saat berjabat tangan dan mengobrol dengan suaminya.
"Saya kan ngikuti apa kata suami. Jadi apa yang diminta suami ya saya beri. Sampai saya gak fokus kalau ternyata suami saya ternyata gak sadar," tuturnya.
Shinta mengaku merasa curiga dengan gelagat si pelaku yang mengajak suami dan dirinya bertemu di depan sebuah rumah yang diklaim pelaku sebagai rumahnya.
Pasalnya, rumah tersebut terbilang kumuh, dan tak seperti lazimnya tampilan rumah yang berpenghuni.
Dugaannya tak keliru, ungkap Shinta, saat dirinya menggali informasi kepada para warga yang bermukim di kawasan tersebut.
Rumah tersebut ternyata sudah lama tidak berpenghuni dan kini dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan barang tak terpakai oleh warga setempat.
"Dalam hati saya udah ngerasa aneh, kok rumah nya kotor kalau memang ada penghuni. Saya langsung lari ke warga tanya ternyata itu dipake untuk gudang," katanya.
Shinta mengaku telah melaporkan kejadian memilukan itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolsek Karang Pilang.
Ia berharap pelakunya lekas dibekuk aparat berwajib.
"Dan ternyata dalam sehari itu bersamaan dengan kita. Ada kejadian yang sama di Surabaya. Salah satu di daerah Bubutan juga dengan modus yang sama. Dengan motor yang hilang ninja. Ternyata di daerah lain SupraX," pungkasnya.
Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Heftys Suud