Konsep Herd Immunity Paling Tepat Dipakai dalam Praktik Vaksinasi, Pakar Epidemiologi: Harus Vaksin
Belakangan ini, herd immunity atau kekebalan kelompok menjadi salah satu kunci pencarian di mesin pencarian Google yang banyak dicari.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Belakangan ini, herd immunity atau kekebalan kelompok menjadi salah satu kunci pencarian di mesin pencarian Google yang banyak dicari.
Sebab, hal tersebut berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang setiap hari semakin meningkat, terutama di Indonesia.
Bahkan pada Kamis (21/5/20) kemarin, tercatat 20.162 kasus telah terkonfirmasi.
• Ratusan Parcel Lebaran Diberikan Polrestabes Surabaya untuk Perwakilan Bonek
• Jemaah Salat Jumat Masjid Jamik Sumenep Dirapid Test, Takmir Tersinggung & Terhina: Tanpa Koordinasi
World Health Organization (WHO) sebelumnya telah memperingatkan teori herd immunity sangat berbahaya dijadikan strategi untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Laura Navika Yamani, S.Si., M.Si. Ph.D., dosen epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM UNAIR) memberikan penjelasan.
"Herd immunity adalah kekebalan komunitas atau kelompok yang bisa dicapai ketika tingkat imunitas komunitas tersebut tinggi," katanya, Jumat (22/5/2020) saat dikonfirmasi di Surabaya.
Berkaca dari itulah, dikatakannya, konsep herd immunity paling tepat digunakan dalam praktek vaksinasi.
"Jadi perumpamaanya, yakni ketika suatu populasi mendapatkan cakupan vaksinansi tinggi artinya dapat melindungi kelompok minoritas yang tidak tervaksinasi,” ujarnya.
Cakupan vaksinasi itu, lanjutnya, bergantung dari tingkat daya tular virus atau penyakit infeksi atau yang dikenal dengan reproduction number (R0).
Semakin tinggi daya tular atau R0, maka cakupan vaksinasi juga harus tinggi.
Laura mengatakan, untuk kasus Covid-19 memiliki R0 mencapai dua sampai empat. Artinya, 1 orang terinfeksi bisa menularkan ke dua sampai empat orang.
“Jadi mencapai herd immunity harusnya ada sekitar 50 persen orang harus mendapatkan vaksin Covid-19,” jelasnya