Virus Corona di Jawa Timur
Selama Pandemi Covid-19, Konsumsi BBM di Jawa Timur Turun, Elpiji dan Listrik Meningkat
Selama pandemi virus Corona, konsumsi masyarakat Jawa Timur terhadap bahan bakar minyak (BBM) turun.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Selama pandemi virus Corona ( Covid-19 ), konsumsi masyarakat Jawa Timur terhadap bahan bakar minyak (BBM) turun.
Sementara untuk konsumsi elpiji subsidi dan listrik rumah tangga meningkat.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur, Setiajit, menyebut, untuk konsumsi BBM jenis solar dan premium turun hingga 15-20 persen dari kondisi normal.
Dari data yang dirilis Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V, Setiajit menjelaskan, untuk BBM jenis Gasoline yang terdiri dari Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo, pada kondisi normal pada bulan Januari dan Februari lalu konsumsi masyarakat mencapai 12.900 kilo liter per hari.
"Sedangkan pada bulan April kemarin turun menjadi 9.500 kilo liter per hari," ujar Setiajit, Selasa (26/5/2020).
Lalu untuk BBM jenis Gasoil, yakni Bio Solar, Dex, Dexlite tercatat konsumsi pada kondisi normal awal tahun adalah 6.000 kilo liter per hari.
Pada bulan April turun menjadi 4.500 kilo liter per hari.
• UPDATE Corona di Surabaya & Jatim Selasa 26 Mei 2020, Kasus Positif Capai 3875, Jumlah Sembuh 506
• Rumah Sakit Darurat Covid-19 Jawa Timur Siap Difungsikan, Bisa Tampung hingga 500 Pasien
Sedangkan untuk elpiji terjadi fenomena berbeda, dimana elpiji PSO (Public Service Obligation) atau elpiji subsidi mengalami kenaikan hingga 5-8 persen.
"Konsumsi normal elpiji 3 kilogram normalnya pada Januari-Februari 2020, sebanyak 3.900 metrik ton (MT) per harinya, lalu pada bulan April naik 5-8 persen," lanjutnya.
Sedangkan konsumsi elpiji yang NPSO atau non subsidi yaitu elpiji 6 kilogram, 12 kilogram, dan 50 kilogram turun seiring menurunnya aktivitas di berbagai sektor ekonomi dan bisnis.
Lebih lanjut untuk konsumsi listrik selama pandemi Covid-19 mengalami kenaikan, terutama penggunaan listrik rumah tangga yang naik 5 persen.
• Angka Kematian Pasien Covid-19 Jatim Tinggi, Dokter Paru RSUD dr Soetomo Singgung 2 Faktor Ini
• Gubernur Khofifah Minta Warga Tidak Balik ke Jakarta Dulu, Tawarkan Peluang Usaha E-commerce
Hal ini berbanding terbalik dengan konsumsi listrik untuk bisnis yang justru turun 5 persen.
Perbedaan itu, menurut Setiajit, sejalan dengan pelaksanaan program aktivitas dari rumah yang tengah digaungkan pemerintah untuk menghentikan penyebaran virus SARS CoV-2.
"Agaknya memang pas kenaikan dan penurunan konsumsi energi dengan kebijakan stay at home," tandasnya.
Editor: Dwi Prastika