5 Kombinasi Obat Berdaya Bunuh Virus Corona dari Surabaya, Diproduksi Ratusan Ribu, Ini Kata Dokter
5 Kombinasi obat pembunuh virus Corona diusulkan oleh Unair dan sudah diproduksi ratusan ribu dan didistribusikan ke sejumlah rumah sakit rujukan.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Adi Sasono
Laporan wartawan TribunJatim.com, Sulvi Sofiana
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - 5 Kombinasi obat pembunuh virus Corona sudah diproduksi Universitas Airlangga dan mitranya hingga mencapai ratusan ribu.
Kombinasi beberapa obat itu diklaim telah diuji dan efektif untuk menghentikan infeksi Covid-19.
Rektor Unair, Prof Moh Nasih menjelaskan kombinasi obat yang pertama yaitu Lopinavir, ritonavir dan azitromisin. Kombinasi kedua Lopinavir, ritonavir dan doksisiklin.
Ketiga Lopinavir, ritonavir dan klaritromisin.
Keempat Hidroksiklorokuin dan azitromisin serta kelima Hidroksiklorokuin dan doksisiklin.
• Ratusan Ribu Obat Covid-19 Diproduksi Unair, Pendistribusian Diberikan ke Beberapa Rumah Sakit
• Obat Corona Temuan Peneliti Unair Bakal Diuji di Sel Covid-19 Asli Indonesia, Cari Dosis Toksik
• RHU Diminta Tetap Tutup Saat Transisi New Normal, Gugus Covid-19 Surabaya: Termasuk Kegiatan Khusus
Obat-obat tersebut menjadi obat program yang belum didistribusikan secara bebas dan diperjualbelikan.
"Obat-obat ini sudah kami berikan ke Jakarta yang merupakan mitra kami. Kami juga koordinasi dengan gugus tugas agar diberikan ke rumah sakit yang membutuhkan," urainya.
Tentunya pendistribusian ini diberikan pada beberapa rumah sakit yang ditunjuk untuk penanganan Covid-19.
Tidak Dijual Bebas
Pendistribusiannya, ditegaskan Prof Nasih bersifat rekomendasi dari dari gugus tugas.
"Jadi memang tidak semua dokter butuh, jika dokternya merasa butuh dan yakin untuk meresepkan obat ini maka akan didistribusikan," lanjutnya.
Sistem pendistribusian ini dikatakan Guru besar FEB Unair ini belum bisa dilakukan secara bebas karena untuk jadi obat bebas harus memiliki izin edar masih dalam proses lebih lanjut.
"Akhir Juni baru kami lakukan uji klinis, uji klinis ini dibutuhkan jika memang obat kombinasi ini dijadikan obat tunggal dan dipasarkan bebas," urainya.
• 30 dari 64 Pasien Positif Covid-19 Kabupaten Tuban Dinyatakan Negatif: Ada Tambahan 3 Sembuh
• UPDATE CORONA di Pamekasan Jumat 12 Juni, Tambah 4 Positif Covid-19, 1 Pasien Dirawat di Surabaya
Dikatakan Prof Nasih, dokter memiliki wewenang meresepkan obat kombinasi ini karena obat tersebut sudah beredar dipasaran dan berBPOM.